Lihat ke Halaman Asli

Jangan Tanyakan Pada Rumput, Tanyakan Saja Pada Z-Alert!

Diperbarui: 18 Maret 2017   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Kawan coba dengar apa jawabnya, ketika ia kutanya mengapa. Bapak Ibunya telah lama mati, ditelan bencana badai ini. Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita 

.... Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang"

Hanya gitar yang sanggup menemani perjalanan pria paruh baya itu. Dengan tubuh yang terguncang, ia menyaksikan rerumputan yang tak sehijau dulu. Kekeringan terjadi dimana-dimana, hingga sang gembala pun ikut merugi. Pria itu berusaha untuk menyampaikan kepada teman-temanya, tetapi apa daya mereka tak duduk bersama dengannya. Ia ingin sampaikan bahwa telah terjadi bencana alam -kekeringan- yang besar (saking besarnya, ia mempersalahkan Tuhan dan Alam) sehingga mereka harus waspada. Bahkan tak segan-segan ia bertanya pada rumput, apakah mereka bosan dengan manusia?

Perjalanan visualisasi ini kemudian digubah menjadi sebuah lagu dengan judul "Berita Kepada Kawan". Pria paruh baya yang melakukan perjalanan visualisasi ini kemudian dikenal dengan nama Ebiet G. Ade.

Siapa yang mengira perjalanan visualisasi Ebiet dialami secara langsung oleh Zainal Mustofa, warga Cimanuk, kabupaten Garut, Jawa Barat. Bila perjalanan yang dialami Ebiet adalah kekeringan, perjalanan Zainal adalah kebalikannya. Tepatnya "banjir bandang"

Banjir Bandang Garut

Hari itu, Selasa (20/9/2016) banjir bandang menyerang kabupaten Garut, tepatnya daerah Aliran Sungai Cimanuk. Zainal yang rumahnya hanya berjarak 30 meter dari pinggir sungai menjadi sasaran empuk bagi banjir. Kepada hidayatullah Zainal bersaksi bahwa saat itu rumahnya telah terendam banjir setinggi betis dan terus meninggi. "Airnya cepat sekali, satu menit bertambah satu meter," kata Zainal.

Dengan sigap ia pun berusaha menyelamatkan istri dan anaknya. Tak mau kalah dengan banjir, ia pun menaikan anak dan istrinya ke atas bumbungan rumah. Nampaknya usaha Zainal sia-sia belaka, volume air terus bertambah hingga mengikutinya ke atas bumbungan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline