Lihat ke Halaman Asli

Makassar Menuju Kota Gagal...!!

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Makassar September 2012.- Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin  punya mimpi menjadikan Makassar kota dunia dalam beberapa kesempatan slogan itu senantiasa diucapkan disebutkan di banner di spanduk dan dimana mana kesempatan.

Tapi dalam pengamatan saya selaku warga   disekitar Makassar dan bekerja di Makassar kota Makassar dibawah kepemimpinan Ilham Arief Sirajuddin  bukan menjadi kota dunia tapi menuju kota yang gagal.

Faktanya  hari demi hari kemacetan  semakin menjadi jadi  dihampir semua sudut kota ,kendaraan bercampur baur: Sepeda Motor,Mobil,Bentor, sudah  tidak muat lagi dijalan jalan bahkan dijalan Utama Makassar seperti Perintis Kemerdekaan dan Jl A.P.Pettarani Jl St Alauddin Makassar.

Makassar bukan lagi kota yang nyaman  untuk warganya,diperlukan rata rata waktu tempuh 1 jam untuk bergerak hanya  untuk jarak 20 km dikota ini dengan kendaraan .

Kendaraan Umum yang tidak nyaman seperti "pete-pete" atau mobil kecil bermuatan10 orang   menjadikan warga kota dan sekitar Makassar  menyerbu "dealer sepeda Motor" dan membanjiri jalanan dengan sepeda motor.

Tingkat ketegangan di jalan rata pada jam pagi berangkat ke kantor dan jam sore pulang kantor mengalami ketegangan yang luar biasa ..bentuk dari kegagalan Pemerintah Kota Makassar  dalam bersinergi dengan Masyarakat dan Pemerintah Propinsi serta Pusat dalam menangani transportasi Massal yang nyaman,terjangkau dan ramah lingkungan serta mencukupi.

JL AP.Pettarani yang tadinya hijau sekarang dibabat ditanami aspal untuk memenuhi dahaga sepeda motor dan mobil yang memenuhi jalan ini tetapi kelihatannya ini bukanlah solusi yang bijaksana.

Penghentian pemakaian sepeda motor di Kota Makassar dan pembatasan operasional Mobil Pribadi mesti diterapkan oleh Walikota dan dikukung Pemerintah ( Pusat dan Propinsi ) serta  Masyarakat, jika menginginkan  kota yg nyaman bagi penghuninya.

Kompensasi dari ditiadakannya sepeda motor dalam kota adalah  Angkutan Kota yang nyaman dan massal seperti Monorel dan atau Busway  minimal 20 koridor:


  1. Daya Pettarani
  2. Daya  Sungguminasa
  3. Daya Sentral
  4. Daya Pelabuhan
  5. Daya Sudirman
  6. Daya Ratulangi
  7. Alauddin Sentral
  8. Alauddin  UNHAS
  9. Alauddin Cenrawasih
  10. Alauddin Pelabuhan
  11. Alauddin  Kima
  12. Barombong Sentral
  13. Barombong Kima
  14. Barombong  Alauddin
  15. Hertasning  Pelabuhan
  16. Hertasning  Urif Sumihardjo
  17. Bandara - Karebosi
  18. Bandara Alauddin
  19. Perintis  Kemerdakaan  Sudirman
  20. Antang Kerebosi


Dengan asumsi mengangkut 100  penumpang per mobil maka 1.000 unit 100ribu orang per play sehingga dalam jarak tempuh 20 km pergi pulang dapat meganngkut 200ribu penumpang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline