Lihat ke Halaman Asli

Perlahan Jokowi Sinarnya Mulai Memudar!

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowidodo dalam praktek curi star kampanye dengan tagline  "JOKOWI adalah Kita" perlahan dan pasti mulai memudar sinarnya..! mengapa...?

Karena satu demi satu kebohongan Jokowi terkuat secara perlahan , taruhlah misalnya soal Trans Jakarta yang melibatkan Kepala dinasnya dan seorang yg juga team suksesnya  bahkan sudah jadi tersangka di Kejaksaan Agung, bisa bisa saja orang jadi ragu masak ia Anggaran Trilyunan Rupiah Gubernur ngak ngecek detail  soal spesifikasi Mobil Karatan itu, padahal biasanya pak Jokowi  ngecek sampai nunggu di pintu air bahkan masuk di lubang Got...

Nah ketika angkanya diatas sekian trilyun rupiah ..masaksih Jokowi bisa diapusi sama kepala dinasnya...? kalau begitu pengawasan Jokowi lemah...!? jadi bagaimana dunk dia mau mengawasi APBN yang lebih seribu Trilyun kalau yang satu Trilyun saja dia tidak begitu awas..! apakah mungkin dia benar benar tidak tahu...!?

Ada sebagian kepingan cerita bahwa yang ada di belakang Proyek tersebut adalah sohib pak Jokowi yaitu anak pak William Suryajaya bos Astra dulu tak lain adalah Edward Suryajaya.. apakah benar begitu...itulah pekerjaan awak investigasi untuk menelisik soal ini... mana dunk Tempo dan Kompas sama detik.com turun dunk teliti siapa yang terlibat dalam pengadaan bus karatan itu... dan pastikan apa benar pak Jokowi tidak tahu menahu  mobil2 karatan itu didepan hidungnya...!? nah..

Lalu muncul juga sinyalemen  soal follower Twitter Jokowi yang diduga palsu atau setidaknya bodong atau Twitternet yang tidak aktif sehingga hanya terkesan seolah olah banyak yang memfollow nah ini lagi lagi kerjaan para investigasi media dunia maya untuk menyelidiki kebenaran sinyalemen tersebut.

kemudian  adanya bau tak sedap soal Uang Mahar yang mesti disediakan pak JK untuk dipilih menjadi cawapres  dari Jokowi,  sebagaimana tulisan tulisan saya sebelum penentuan pak JK sebagai Wakil pak Jokowi  sudah memastikan akan memilih pak JK semata mata dan yang ter utama adalah karena pertimbangan Biaya Kampanye pak JK mestilah diporoti sama Jokowi dan PDIP soal biaya ini. padahal selalu dudendangkan pak Jokowi soal Kerjasama bukan Koalisi dan pastinya mestinya tanpa syarat.

Sebab tidak mungkin minta biayanya ditanggung Surya Paloh atau Megawati dan Jokowi apalagi minta sama  Wiranto jelas saja dia kesulitan dana, makanya hari hari ini Team Pemenangan pak Jokowi JK sibuk mengumpulkan uang di kelompok JK disitu pasti ada Aksa Mahmud cs Sofyan Wanandi dll.

Jadi bau tak sedap soal mahar 10 Trilyun yang diperdengarkan Sabam Sirait bisa benar adanya..!? karena dia kecewa calonnya tidak dipilih yaitu Mahfud MD, lah  karena Mahfud MD juga mencium gelagat itu makanya dia menyebrang ke  Kubu Prabowo karena tidak tahan melihat transaksi Uang yang terjadi dalam  pencawapresan pasangan Jokowi yaitu pak JK....!?

Beberapa hari yang lalu  saya  menuliskan sebaiknya pak JK tidak berpasangan pak Jokowi karena bila kalah akan menjadi kurang baik buat pak JK tetapi rupanya pak JK terlanjur kepincut jabatan Wapres untuk kedua kalinya...! itu juga terpaksa saya katakan , pak JK tidak lolos Godaan Kekuasaan.

Mestinya pak JK dengan usia sekarang mundur dari Pemerintahan dan memberikan kepada yang muda semisal Anis Baswedan, atau mungkin Mahfud MD  usia terpaut jauh antara pak JK dan pak Jokowi terasa kurang pantas untuk jabatan Wapres dan Presiden, mestinya pak Jokowi yang memberi tabik ( hormat ) kepada pak JK bukan malah sebaliknya...!

faktor  Larinya pak Mahfud MD ke Prabowo,Rhoma Irama, Ahmad Dhani,Harie Tanoe sodibjo,Fuad Bawasier,Yenny Wahid mungkin disusul Soekarwo dan juga tentu SBY minggu depan , jelas akan mengurangi sinar pak Jokowi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline