Lihat ke Halaman Asli

Shamier Pare News

LBH PWI SULSEL

Mati Syahid bagi Muslim yang Ditembak Mati di Selandia Baru

Diperbarui: 16 Maret 2019   02:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sedih rasanya dicampur amarah dan mengutuk bagi pelaku penembakan brutal bagi ummat muslim yang lagi usai salat Jumat di Mesjid Christchurch, selandia baru, Junat (15/3/2019).

Peristiwa ini sangat memiluka bagi kami sebagai warga Indonesia, karena saudara kami orang-orang muslim di bunuh tanpa sebab, bahkan ada warga Negara Indonesia (WNI) saat kejadian, semoga mereka selamat di Negara orang lain.

Kami ummat muslim di Indonesia, khususnya di Kota Parepare Sulawesi Selatan, hanya berdoa agar mereka terbunuh adalah pejuang agama, dimana sedang melaksanakan perintah Allah subhanah wata'alah di hari Jumat, sedangkan pelakunya diberi hidayah dan sadar bahwa perbuatan dilakukan adalah salah besar dan bisa bersahadat dan memeluk agama Islam.

Sejumlah media online focus memberitakan peristiwa di Negara Selandia Baru, bahkan salah satu pelaku merupakan warga Australia, sehinggga perdana menteri (PM) Asutralian Scott Morrison menyebut pelaku sebagai teroris keji, ekstremis sayap kanan.

Ironisnya lagi, sengaja pelaku melakukan aksi penembakan brutal dengan memposting secara live atau online sebuah manifesto setebal 87 halaman, yang isinya menyebut alasanya melakukan penembakan itu karena anti muslim dan pandangan anti imigran.

Secara live di facebook sebagai bentuk provokasi agar ummat muslim didunia marah, tapi saya selaku ummat muslim tetap kami marah tapi kami hanya berdoa agar pelaku bisa sadar dan menyebut kalimat tauhid. Karena mereka yang kamu bunuh adalah umat muslim yang lagi usai mengerjakan salat atau telah menghadap kepada Allah. Kematian mereka adalah kematian yang diridhoi Allah yang disebut mati syahid.

Saya kutip di  News.com.au, Jumat (15/3/2019), dalam manifesto yang ditulisnya, pria berumur 28 tahun itu menyebut dirinya sebagai "pria kulit putih biasa". Dia juga menuliskan bahwa dia dilahirkan dari sebuah keluarga kelas pekerja, berpenghasilan rendah ... yang memutuskan untuk mengambil sikap untuk memastikan masa depan bagi rakyat saya".

Dia menyebutkan bahwa dirinya melakukan penembakan itu untuk "secara langsung mengurangi tingkat imigrasi di tanah-tanah Eropa".

Saya kutip di TVNZ dimana seorang saksi mata mengatakan seorang pria memasuki Masjid Al Noor dengan menenteng pistol pada pukul 13.45 waktu setempat."Saya mendengar suara letusan senjata api. Lalu, ketika suara itu terdengar kembali, saya pun lari. Banyak jemaah sedang duduk di lantai masjid. Saya berlari ke bagian belakang masjid," kata saksi mata.

Pernyataan PM Selandia Baru, Ja Jacinda Ardern mengatakan ini adalah kejadian 'luar biasa, tak pernah terjadi sebelumnya, dan salah satu hari terkelam' negara tersebut. Dia juga mengatakan 'seorang tersangka telah ditahan aparat', tapi mungkin ada lainnya yang terlibat.

Peristiwa di Selandia Baru membuat WNI, pelancong, atau ummat muslim terasa tidak aman, dan mesti pemerintah Selandia Baru menjaga stabilitas keamanan terutama kaum ummat Muslim di Selandia Baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline