Sebagai Negara dengan kekayaan alam yang begitu melimpah, tentunya membuat Indonesia menjadi salah satu Negara yang memiliki Hutan Tropis terbesar didunia disamping Negara Brazil. Sehingga hal inilah yang menobatkan Indonesia sebagai paru-paru dunia. Tapi semua itu sepertinya akan sirna apabila kita melihat akhir-akhir ini begitu banyak kerusakan yang terjadi pada hutan Indonesia, mulai dari illegal logging, penebangan pohon untuk keperluan industri-industri illegal dari oknum yang tidak bertnggung jawab, pengalihan fungsi hutan untuk pemukiman warga, kebakaran hutan secara besar-besaran seperti yang terjadi di Riau, Kalimantan dan daerah-daerah sekitrnya serta masih banyak lagi masalah kerusakan hutan yang didapatkan Indonesia akhir-akhir ini.
Dimana kerusakan hutan tersebut tidak hanya berdampak pada kerusakan alam saja tetapi juga berdampak pada masalah global yang saat ini kita hadapai bersama yakni Climate Change (Perubahan Iklim), sebab kurangnya tanaman yang akan menyerap gas carbon diudara. Sehingga berdampak pada mencairnya es dikutub utara yang diakibatkan oleh penipisan lapisan Ozon (O3) dilapisan stratosfer bumi. Perubahan iklim dapat mengancam 41 juta penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir dengan ketinggian dibawah 10 meter (Indonesia Maritime Institute, 2011) dan bukan hanya penduduk yang tinggal didaerah pesisir saja yang akan terancam kehidupannya oleh perubahan iklim tersebut tetapi masyarakat duniapun akan terancam sebab seperti yang kita ketahui bersama, kalau perubahan iklim itu dapat mempengaruhi semua sektor yang ada baik itu, sosial, politik, budaya, dan tentunya ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan pelestarian lingkungan memang sangat sulit untuk diseimbangkan, karena itu perlu adanya suatu harmonisasi yan baik antara pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan yang harus terus menerus berjalan secara paralel (beriringan). Dan konsep Green Economic(Ekonomi hijau-lah) yang sangat pas diterapkan pada semua kebijakan ekonomi yang ada di Indonesia. Sesuai dengan prinsipnya yakni suatu kegiatan ekonomi yang berkelanjutan artinya kegiatan ekonomi serta pemanfatan sumber daya alam tersebut dapat dilakukan secara terus menerus selama ia tidak merusak lingkungan. Sebab, penerapan Ekonomi Hijau ini mampu untuk mengatasi 3 krisis sekaligus yakni: krisis perubahan iklim, krisis lingkungan, serta krisis sosial.
Lalu, apa yang seharusnya menjadi peran kaum bisnis dalam menopang ekonomi hijau? Yang utama tentunya ialah memiliki komitmen yang kuat dalam diri mereka, untuk membantu upaya plestarian lingkungan di bumi ini, komitmen yang kuat tentunya belum cukup tanpa adanya tindakan yang nyata seperti, dengan menggunakan teknologi dan energi yang ramah lingkungan ataupun menggunakan sumber energi terbarukan, pemanfaatan limbah industri yang mesti mereka lakukan supaya tidak mencemari habitat mahluk hidup lain serta untuk para pelaku bisnis yang menggunakan bahan dasar dari kayu, agar mereka tidak menebang pohon sembarangan. Dan bagaimanapun itu pohon yang telah ia tebang nantinya harus tetap meraka ganti dengan menanam pohon yang baru meskipun pohon yang ia tebang itu milikinya sendiri. Demi terciptanya ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Indonesia begitu kaya akan potensi alamnya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi, mulai dari air, angin, ataupun juga matahari serta potensi-potensi alam lainnya. Dan inilah saatnya kita mengubah mindset kita sendiri sebelum kita mengubah mindset orang lain, untuk mau memanfaatkan semua sumber energi tersebut, Sehingga penggunaan energi yang ramah lingkungan atau energi tebarukan-lah yang dapat menjadi satu-satunya alternatif demi terjaminnya ketersediaan energi yang berkelanjutan dan terjangkau bagi masyarakat luas dimasa depan nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H