Lihat ke Halaman Asli

Samira

Penyuka kopi dan heningnya malam

Hari Bacang

Diperbarui: 11 Juni 2021   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: koleksi pribadi @samira.lens

Bakcang, yang dalam Bahasa Indonesia disebut bacang, adalah makanan yang terbuat dari beras atau ketan, lalu dibungkus dengan daun bambu. Bakcang adalah penganan tradisional masyarakat Tionghoa. 

Bacang secara harfiah bak adalah daging dan cang adalah berisi daging jadi arti bacang adalah berisi daging, tetapi pada praktiknya selain yang berisi daging ada juga cang yang berisikan sayur-sayuran atau yang tidak berisi. Yang berisi sayur-sayuran disebut chaicang, chai adalah sayuran dan yang tidak berisi biasanya dimakan bersama dengan srikaya atau gula disebut kicang.

Setiap hari kelima bulan lima pasca-perayaan Imlek dalam penanggalan Lunar atau kalender Imlek warga keturunan Tionghoa merayakan Peh Cun, yang berarti Hari Bakcang. Peringatan itu dirayakan rutin setiap tahunnya. Hari Bakcang dirayakan untuk mengenang tokoh Cina bernama Qu Yuan. 

Sejarah Hari Bakcang atau Peh CunB

Bersumber dari Wikipedia

Qu Yuan (屈原) adalah penyair dan pejabat pemerintahan dari Negara Chu pada Periode Negara Perang. Qu Yuan memiliki karier politik yang bagus sampai seluruh menteri Kaisar Huai menuduhnya, membuatnya dikucilkan dari arena politik Negara Chu. Dan akhirnya negara Chu dikalahkan Negara Qin. Mendengar kabar kekalahannya, Qu Yuan merasa sangat sedih karena negaranya hancur dan rakyatnya banyak menjadi korban. Dia bunuh diri melompat ke Sungai Miluo di provinsi Hunan.

Tradisi hari bacang ini bermula dari rakyat yang bersimpati atas kematian Qu Yuan. Mereka melempar nasi ke dalam sungai untuk mencegah makhluk di dalam air memakan jenazah Qu Yuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline