Bakcang, yang dalam Bahasa Indonesia disebut bacang, adalah makanan yang terbuat dari beras atau ketan, lalu dibungkus dengan daun bambu. Bakcang adalah penganan tradisional masyarakat Tionghoa.
Bacang secara harfiah bak adalah daging dan cang adalah berisi daging jadi arti bacang adalah berisi daging, tetapi pada praktiknya selain yang berisi daging ada juga cang yang berisikan sayur-sayuran atau yang tidak berisi. Yang berisi sayur-sayuran disebut chaicang, chai adalah sayuran dan yang tidak berisi biasanya dimakan bersama dengan srikaya atau gula disebut kicang.
Setiap hari kelima bulan lima pasca-perayaan Imlek dalam penanggalan Lunar atau kalender Imlek warga keturunan Tionghoa merayakan Peh Cun, yang berarti Hari Bakcang. Peringatan itu dirayakan rutin setiap tahunnya. Hari Bakcang dirayakan untuk mengenang tokoh Cina bernama Qu Yuan.
Sejarah Hari Bakcang atau Peh CunB
Bersumber dari Wikipedia
Qu Yuan (屈原) adalah penyair dan pejabat pemerintahan dari Negara Chu pada Periode Negara Perang. Qu Yuan memiliki karier politik yang bagus sampai seluruh menteri Kaisar Huai menuduhnya, membuatnya dikucilkan dari arena politik Negara Chu. Dan akhirnya negara Chu dikalahkan Negara Qin. Mendengar kabar kekalahannya, Qu Yuan merasa sangat sedih karena negaranya hancur dan rakyatnya banyak menjadi korban. Dia bunuh diri melompat ke Sungai Miluo di provinsi Hunan.
Tradisi hari bacang ini bermula dari rakyat yang bersimpati atas kematian Qu Yuan. Mereka melempar nasi ke dalam sungai untuk mencegah makhluk di dalam air memakan jenazah Qu Yuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H