Al-kisah di hari guru 2021 ada seorang guru yang menghukum anak muridnya yang nakal si murid memang dikenal di sekolahnya sebagai murid yang selalu bikin ulah atau biang kerok bahkan bukan hanya pada teman temannya tapi pada guru-gurunya pun juga sering berulah.
Pada suatu hari seorang guru mencoba untuk menghukumnya untuk memberikan efek jera, namun apa hendak dikata maksud hati memeluk gunung apalah daya tangan tak sampai. Maksud hati memberi efek jera apa daya menjadi tambah masalah yang lebih farah.
Singkatnya cerita hari guru 2021 ini sang anak tidak terima ia keberatan dan melapor ke orang tuanya. Gayung bersambut orang tuanya pun ikut keberatan mendengarkan laporan sebelah pihak dari anaknya, tanpa cek and ricek terlebih dahulu sang wali murid pun akhirnya melaporkan guru anaknya kepada polisi.
Maka setelah menerima laporan, pak polisi pun mendatangi sekolah tempat guru mengajar tak lupa pula wartawan media ikut meliput perkara tersebut sehingga di semua media tersiar berita dengan head line (Seorang Guru Melakukan Penganiyaan Terhadap Muridnya).
Semua pihak yang tak tahu menahu kronologi kejadiannya pun banyak yang berkomentar dan ikut ikutan menyalahkan sang guru mulai dari pengamat pendidikan, instansi pendidikan, pemerhati pendidikan, LSM, dan lain sebagainya.
Semuanya bermuara pada kesalahan sang guru tanpa pernah bertabayyun atau menelisik secara cermat terlebih dahulu tentang apa dan bagaimana sesungguhnya kejadiannya dari peristiwa tersebut.
Awalnya sang guru hanya menarik rambut ari-ari sedikit pada sang murid agar tidak lagi membuat ulah, namun sang anak tetap melaporkan ke orang tuanya secara berlebihan.
Sang guru pun menerima panggilan pak polisi dengan penuh ikhlas dan tanggung jawab. Ia terima dirinya dijadikan tersangka, mau mengelak apalah daya, karena undang-undang perlindungan guru tidak ada, yang ada hanya undang-undang perlindungan anak.
Akhirnya pak guru yang malangpun disidang dipengadilan. Tatkala pak guru duduk di kursi terdakwa, sang pengadil atau hakim pun memasuki ruangan sidang.
Kemudian sang hakim pun membaca sekilas berkas perkara yang berjudul Perkara Guru Menghukum Anak Muridnya. Setelah menelaah dalam berkas perkara, sang hakim menitikkan air mata, dan tak mampu menahan tangisannya.
Terisak-isak sang hakim berusaha menyeka air matanya dengan lengan bajunya, para hadirin yang di ruang sidang dan termasuk kedua orang tua dari si murid pun hadir menyaksikan sidang tersebut yang sangat berharap agar si guru di jatuhkan hukuman bila perlu dipecat atau pun dipenjara.