Ratusan massa buruh yang tergabung dalam FSP LEM FPSI menggelar aksi demontrasi didepan gedung Balai Kota menuntut soal kenaika ump 2022.
"..Kami menyampaikan bahwa (kenaikan) 3,57 persen itu adalah suatu angka yang realistis, angka yang sebenarnya masih di bawah batas minimal.." kata Ketua DPC FSP LEM SPSI Jakarta Timur, Endang Hidayat.
Anies bertemu dengan para buruh tersebut dan memberikan beberapa pernyataan. Namun pihaknya tidak dapat menjanjikan kenaikan UMP Jakarta 2022 sebagaimana harapan dari para pendemo. Pasalnya untuk menaikkan ump 2022 ada prosedurnya yang tidak mudah membalikan tapak tangan.
Akan tetapi Gubernur DKI tersebut memberikan sebuah solusi bagi buruh yakni dirinya berjanji untuk membantu para buruh dengan cara mengurangi biaya hidupnya.
Guna menurunka biaya hidup bagi warganya, Gubernur DKI tersebut bakalan mengurangi biaya transportasi di Jakarta khususnya. Perkiraan untuk satu keluarga sebesar 30 persen dari total biaya.
Selain itu, Ia juga mengatakan bahwa pengurangan biaya hidup yang dilakukan dari sisi fasilitas pangan murah dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) diberikan untuk anak-anak buruh dengan harapan mampu mengurangi biaya hidup para buruh.
Penulis menganalisa untuk para buruh ini sepertinya kurang piknik atau kurang ngopi atau mungkin juga belum pernah mengkonfirmasi pada testimoni para JKT 58 terkait janji-janji manis tempo dulu yang kini memang telah dirasakan hasilnya yakni sebuah Pemberi Harapan Palsu (PHP) belaka.
Sedikit banyaknya apa dikeluarkan dari bibirnya ini tidak lain adalah janji manis berupa retorika belaka yang dia sendiri nggak tahu harus gimana mengerjakannya, hanya pandai menata kata-kata namun tidak pandai dalam bekerja. Baginya urusan terlaksana tidaknya itu tidak di implementasikan secara nyata.
Padahal jika melihat warga masyarakat dulu yang memiliki penghasilan menengah hingga kebawah mereka sangat berharap sapat mempunyai rumah terjangkau. Tapi ternyara yang ada malah diperuntukan bagi masyarakat menengah ke atas.
Sekarang ketika ada demo buruh malah mendekat dan memberikan janji manis, tentu saja buruh menjadi luluh. Padahal semua tahu bahwa Anies belum pernah sekalipun menyambanhi para pendemontrasi. Bahkan ketika wartawan hendak mewawancarai pun memilihnya untuk menghindar.
Anehnya ketika para buruh menyampaikan orasinya sampai selesai, Anies mengajak bernyanyi bersama-sama demontrasi buruh.