Lihat ke Halaman Asli

Menghidupkan Kembali Pendidikan Pancasila sebagai Dasar Negara

Diperbarui: 2 Juni 2021   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghidupkan kembali pendidikan pancasila/sumber: pixabay.com

Tanggal 1 Juni bangsa Indonesia memperingati hari lahir Pancasila.

Pancasila adalah sebuah dasar negara merupakan harga mati. Sudah terbukti dengan pernyataan langsung dari para tokoh NU yang sudah tidak diragukan lagi muktabaroh ilmu dan ketinggian hidmahnya untuk bangsa Indonesia.

Guru Mulia Simbah Kyai Haji Bisri Syansuri, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Jombang , Pendiri NU, sekaligus Rois Am PBNU periode 1971-1980, memberikan pernyataan, " Sekarang saya sudah mengerti apa itu Pancasila. Sekarang bila ada orang Indonesia, orang Islam, orang NU, yang anti Pancasila berarti ia anti padaku."

Guru Mulia Simbah Kyai Raden As'ad Syamsul Arifin Situbondo terang-terangan dhawuh, " Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara Indonesia, harus ditaati, harus diamalkan, harus tetap dipertahankan dan dijaga kelestariannya. "

Dawuh Simbah Kyai Ahmad Shiddiq, Sesepuh Majlis Dzikrul Ghofilin sekaligus Rois Am PBNU periode 1984-1991 dengan makolahnya " Ibarat makanan, Pancasila yang sudah kita kunyah selama 36 tahun kok sekarang dipersoalkan halal haramnya."

Mbah Wali Gus Dur (KH. Abdurahman Wahid ), Presiden RI ke-4 dan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU periode 1984--1999 dengan lemah lembutnya bertitah," Tanpa Pancasila negara akan bubar .Pancasila adalah seperangkat Asas & pancasila akan ada selamanya . Dan Pancasila ini akan saya perjuangkan dengan Nyawa saya, tak peduli apakah dia di kebiri oleh angkatan bersenjata atau di manipulasi oleh sebagian umat Islam."

KH Bisri Syansuri/dokpri

KH. Hasyim Muzadi, Ketua Umum Tanfidziyah PBNU 1999--2010 , " Pancasila bukan Agama ,tetapi tidak bertentangan dengan Agama. Pancasila bukan jalan, tetapi titik temu antara banyak perbedaan jalan... Beda Agama, suku, budaya, dan bahasa. Hanya Pancasila yang bisa menyatukan perbedaan tersebut."

KH. Ahmad Mustofa Bisri , Rais Aam PB Nahdlatul Ulama 2014-2015, memberikan pernyataan "Tanah air rumah kita. Kalau orang indonesia tidak cinta pada rumahnya, mau merusak rumahnya. Saya kira ada yang tidak beres di kepalanya."

Jelaslah, bahwa Pancasila adalah merupakan harga mati yang wajib dipertahankan oleh seluruh anak negeri. Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, kita wajib waspada dengan ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan dari segala penjuru. Baik bahaya laten maupun manifestasinya. baik dari arus kanan maupun arus kiri, baik dari barat maupun timur.

Baik itu Komunis, Kapitalis, Liberal, Takfiri Wahaby serta ideologi apapun yang hendak meruntuhkan kejayaan negeri ini. (Shuniyya Ruhama).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline