Lihat ke Halaman Asli

Menteri Agama Banjir Pujian Setelah Ucapkan Natal

Diperbarui: 25 Desember 2020   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri agama menyampaikan ucapan selamat natal/instagram.com/gusyaqut

Hari ini Jumat, 25 Desember 2020 merupakan moment penting bagi Umat Kristiani dimanapun berada dari sabang sampai merauke dari Indonesia sampai Manca negara semua merayakan Natal.

Di Indonesia sendiri jauh sebelum Gus Yaqut menjadi Menteri Agama, pasti dan pasti selalu dan selalu diwarnai dengan berbagai perdebatan dan adu argumentasi masing-masing mengenai perayaan yang menjadi kontroversial ini.

Bagi kelompok yang mengharamkan perayaan Natal, maka mereka akan serta merta mengeluarkan jurus dalil atau pun hadist, karena memang itulah senjata atau tameng baginya.

Jika pun terjawab sudah oleh kelompok yang membolehkan dengan dalil berikut hadistnya, maka bagi kelompok sebelah akan serta merta ngeles sebagai bentuk penampikan. Kemudian beralih dengan pertanyaan, hadistnya dhoif? Khasan? Atau Shohih? Gitu terus sampai mbulet, bak benang kusut yang sulit untuk diurai.

Para kelompok-kelompok ini belakangan dikenal dengan dengan NU garis lurus dan sejenisnya yang merasa tidak srek jika tidak tanya soal dalil. Sehingga terkenal dengan istilah mana dalilnya?   

Perihal ini terkadang Saya malu sendiri tethadap Umat Kristiani. Mereka memang tidak memerlukan ucapan yang kita sampaikan untuknya karena mereka tau ada kelompok yang suka meributkan.

Pernah seorang teman ngomong begini, "ngak usah repot-repot mas ngucapin selamat natal selamat nyepi pada saya toh saya tidak membutuhnya kok". Hal ini jelas karena mereka sering melihat tentang perayaannya yang menjadi problem yang sering diperdebatkan.

Dari segi Ulama pun demikian ada yang membolehkan ada pula yang melarang dengan tetap kekeh mengatakan hal tersebut sebagai haram dengan dalilnya.

Ragam wawasan seperti ini dengan masing-masing argumennya seakan dari pihak yang mengharamkan yang paling benar sendiri sekalipun lengkap dijelaskan oleh orang-orang moderat lengkap dengan sanadnya namun sia-sia.

Persoalan ini sebenarnya merupakan sebuah ijtihad yang mana silahkan anda mengucapkannya tidak mengapa dan tak mengucapkan pun tidak masalah.

Justru masalah ini terjadi bukan dari lain agama masalah yang terjadi adalah dari umat islam sendiri yang merusaknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline