Lihat ke Halaman Asli

Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dalam Masa Pandemi

Diperbarui: 29 Oktober 2020   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mui.or.id

Sejak jaman Rasulullah Saw pernah terjadi Wabah (penyakit) yang bernama Kusta. Jenis penyakit ini diketahui ganasnya luar biasan, menular juga mematikan. Waktu itu belum ada penawar atau obat untuk penyakit ini.

Rasulullah Saw ketika para sahabat dan pengikutnya yang terkena jenis penyakit kusta ini melarang untuk dekat-dekat dengan penderita penyakit tersebut.

Riwayat dalam hadist bahwa Rasulullah Saw melarang orang tersebut tertuang dalam hadist yang berbunyi:

Artinya: jangan kamu terus menerus melihat orang yang berpenyakit kusta (hr bukhari)

Disamping itu juga Nabi Saw pernah memberi peringatan kepada umatnya  untuk tidak dekat dengan daerah yang terkena wabah justru sebaliknya apa bila dalam daerah tersebut yang terkena wabah Nabi Saw melarangnya untuk keluar rumah.

Artinya: jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah maka janganlah kalian memasukinya, tapi jika wabah ditempat kamu berada maka janganlah tinggalkan tempat itu (hr bukhari).

Pada zaman Rasulullah Saw, apa bila suatu wilayah atau suatu masyarakat sedang mengalami penyakit Tha'unmaka Rasulullah Saw memerintahkanuntuk mengisolasi diri yang disebut dengan karantina  yang khusus jauh dari masyarakat tempatnya.

Jenis penyakit yang mematikan ini pada zaman Rasulullah Saw disebut dengan Tha,un. Penyakit menular, ganas dan mematikan. Bakteri jenis Pasterella pestis inilah yang menyebabkan kematian.Sebagaimana disebutkan dalam hadist bahwa:

Artinya: kematian karena wabah adalah surga bagi muslim (hr bukhari)

Pada zaman Khalifah Umar bin khatab juga sudah ada penyakit jenis ini. Kala itu Khalifah umar dalam perjalanan menuju negeri syam, mendengar bahwa daerah tersebut sedang dilanda wabah. 

Abdurahman bin khauf kemudian mengatakan pada umar jika Nabi Saw pernah melarangnya dengan sabdanya: 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline