Lihat ke Halaman Asli

Samdy Saragih

Pembaca Sejarah

Maksud Ucapan Belasungkawa SBY atas Meninggalnya Mbah Surip

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya masih tidak menyangka berita yang saya baca kemarin pukul 14.00 WIB di kompas.com. Apakah ini hanya bohongan, atau judul sebuah lagu dan film yang dibintanginya dan dibuat provokatif seperti gaya biasanya kompas.com? Dan ternyata setelah saya klik, berita tersebut benar adanya.

Sesaat lamanya saya hanya bisa termenung dan masih terasa shock. Ya, seolah - olah mbah surip sudah menjadi milik saya. Sejenak pula pemberitaan kematiannya menjadi berita utama televisi seperti halnya berita pasca meninggalnya Michael Jackson 25 Juli lalu. Yang membedakan, Mbah Surip meninggal di tengah ketenaran yang baru mulai dirasakannya, sedangkan Jacko wafat di saat kebintangannya meredup.

Tapi bukan itu yang menjadi perhatian utama saya. Insting politik muncul tatkala ada berita ucapan berbelasungkawa Presiden SBY . Mengapa Presiden mengucapkan belasungkawa? Padahal sebelumnya hampir tidak pernah Presiden mengeluarkan ucapan belasungkawa bila ada artis atau public figure lain yang meninggal dunia.

Apakah sebegitu kuatnya kepopularan Mbah Surip sehingga seorang presiden saja harus mengucapkan turut berduka cita. Atau ada maksud lain misalnya politik? Namun kita bisa menangkapnya dari isi pernyataan beliau. Beliau, seperti umumnya ucapan belasungkawa mengenang kebaikan kelebihan atau nilai plus lain selama yang bersangkutan hidup di dunia.

Ada kata - kata : sederhana!. Kesederhanaan inilah yang membuat Mbah Surip begitu berbeda dibandingkan yang lain. Jika kita ingat iklan - iklan kampanye Pak SBY selama pilpres misalnya , beliau menunjukkan dirinya juga sebagai sosok yang sederhana. Rasa memiliki tidak harus karena kita dekat secara fisik dan emosi dengan seseorang. Namun juga bisa karena kesamaan karakter dan sikap walaupun kita tidak mengenalnya secara langsung. Kemiripan inilah yang mungkin dirasakan Pak SBY sehingga begitu nampak kehilangan yang diekspresikan beliau dengan mimik dan raut sedih walaupun tanpa keluar air mata.

Pesan ini juga seharusnya bisa ditangkap oleh kita semua untuk jangan berlebihan dengan gelimang materi. Mbah Surip mampu menunjukkan bahwa dengan kesederhanaan diri, lagu dan sikapnya ia bisa juga toh menjadi terkenal dan sukses.

Kali ini hendaknya kita tidak menghubungkan pernyataan presiden dengan politik dan pilpres apalagi upaya menarik simpati publik. Kehilangan tentu dirasakan siapa saja, apapun pilihan politik kita. Bukan karena pilpres sudah selesai, tapi karena kita mau Mbah Surip menghadapNya dengan tenang. Syukurlah memang hal itu belum sampai terjadi.

Selamat jalan Mbah! "Terbanglah" dengan helikoptermu untuk menjumpaiNya! We love you full!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline