Lihat ke Halaman Asli

De Fasya, Insya Alloh: Calon Penghafal Al Qur'an (Tulisan Anak Kelas 3 SD)

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dunia anak adalah dunia bermain…, dan dunia belajar; Pakdhe selalu terkesima jika melihat anak-anak kecil yang suka menulis dan yang bercita-cita luar biasa, seperti Fasya, salah satu murid istriku di SDIT Ulul Albab…bukan main-main, ia bercita-cita menjadi penghafal Al-Qur’an. Cita-cita yang luar biasa, dan bukan tak mungkin insyaAlloh akan menjadi nyata :semoga:! Kenapa insyaAlloh akan menjadi nyata..? karena ia sudah memulai…ibaratnya dalam sebuah ajang lomba sepeda santai Fasya ingin memperoleh hadiah sebuah sepeda mini..kemudian Fasya MENDAFTAR, dan kemudian keesokan harinya ia benar-benar BERSEPEDA, tentu kemungkinan ia memperoleh hadiah sepeda mini yang di dambakannya lebih besar peluangnya daripada pakdhe yang tidak ikut mendaftar; namun ini hanya permisalan saja.

Pakdhe ketik ulang cerita Fasya dalam Buletin yang di bawa pulang istriku tadi sore, fakir pakdhe supaya lebih awet..dari pada hanya selembar bulletin yang mudah hilang. Dengan pakdhe ketik ulang harapan pakdhe akan lebih sering di baca dan menjadi pelajaran buat diri pakdhe dan budhe sendiri dalam mendidik adik-adik Mas Canthing anak kami, insyaAlloh.

Sebenarnya pakdhe kurang suka nge-TAG atau memberi tanda kepada teman dalam sebuah catatan, karena seperti yang pernah pakdhe tulis..rasanya kok seperti memberikan PR saja J namun walau tidak pakdhe tag harapan pakdhe ada satu atau dua sahabat pakdhe yang kebetulan melihat kemudian membaca dan tertarik pada tulisan de Fasya berkenan untuk memberikan satu dua kalimat komentar, fikir pakdhe insyaAlloh pakdhe ingin memberi sedikit hadiah berupa buku tulis..yang bisa de Fasya jadikan ajang menulis.., agar menulis menjadi kebiasaannya selain menghafal Al-Qur’an; dan catatan beserta komentar dari sahabat :kalau ada: insyaAlloh pakdhe print dan selipkan kedalam buku itu J

Sahabat…inilah tulisan de Fasya;

CITA-CITAKU

Namaku Fathia Azahra Shafa Sabiela, tetapi teman-temanku memanggilku Fasya. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Adikku bernama Agha. Ibuku seorang guru sedang ayahku pegawai bank.Aku sangat menyayangi mereka. Tetapi sejak kelas satu aku sudah harus berpisah dengan mereka.

Sejak TK, ibuku sering bercerita tetang keindahan surga. Ibuku bilang yang masuk surga hanyalah anak-anak yang paling sholih, dan surga yang paling indah akan di tempati oleh penghafal Al-Qur’an. Aku ingin menjadi penghuni surga. Aku punya cita-cita menjadi orang yang sholih yang hafal Al-Qur’an. Ibuku bilang kalau ingin hafal Al-Qur’an harus sekolah di SDIT. Maklum rumahku terletak di pegunungan. Kalau ke kota bias dua jam lamanya.

Waktu pulang ke rumah Nenekku, aku kadang di ajak Amahku ke SDIT Ulul Albab tempat Amah mengajar. Aku senang melihat murid-muridnya berjilbab. Murid-murid di SDIT juga pandai menghafal Al-Qur’an. Aku ingin seperti mereka. Aku bilang ke ibuku kalau aku ingin sekolah di SDIT Ulul Albab. Mulanya Ibuku tidak mengijinkan tetapi akhirnya mengijinkan.

Sejak kelas satu aku tinggal bersama Amahku, sedih sih rasanya harus tinggal jauh dari Ayah dan Ibuku. Tapi aku harus kuat karena aku ingin jadi anak sholeh yang hafal Al-Qur’an. Amahku juga baik hati, aku dianggap seperti anaknya sendiri. Makanya aku juga kerasan tinggal bersamanya. Ayah dan Ibuku mengunjungiku sebulan sekali. Kalau mereka dating aku senang sekali tapi jika mereka pulang aku merasa sedih sekali. Tapi Amahku bilang aku harus jadi anak yang sabar dan kuat, supaya cita-citaku jadi penghafal Al-Qur’an tercapai setiap hari aku pergi kesekolah. Aku senang sekali bersekolah karena di sekolah ilmuku bertambah. Semua gurunya sangat sabar dan baik. Semua teman-temanku juga baik dan lucu-lucu. Disinlah aku belajar menghafal Al-Qur’an.Sepulang sekolah pada jam empat sore, aku, Hanif, dan Raihan selalu di ajak ke TPA. Tempat Amahku mengajar ngaji. Di TPA aku juga belajar membaca Al-Qur’an dan menghafal Al-Qur’an, juga banyak mendengarkan kisah Nabi dan Sahabat Nabi. Aku bangga pada Amahku yang tahu banyak ilmu. Jika besar nanti aku ingin juga mengajar mengaji.

Suatu hari Ayah dan Ibuku mengunjungiku saat aku rindu…sekali pada mereka. Ibu sering menelepon tetapi Ayahku tak pernah meneleponku. Aku sangat sedih sekali. Amahku hanya bilang kalau aku harus lebih rajin sholat dan mendoakan kesehatan Ayah dan Ibuku. Karena doa anak sholeh pasti di kabulkan.

Pada liburan hari raya aku pulang ke Banjarnegara, saat itulah aku tahu kenapa Ayah dan Ibuku tak mengunjungiku. Ternyata Ayahku mengalami kecelakaan saat mau pergi ke kantor. Karena kecelakaan itu ayahku mengalami gegar otak dan harus di operasi kepala. Ayahku juga sempat lupa pada semua orang. Aku sedih sekali karena Ayaku juga lupa padaku. Setiap hari aku berdoa kepada Alloh agar Ayahku cepat sembuh. Alhamdulillah sekarang Ayahku sudah sembuh dan bias bekerja seperti dulu lagi. Aku tambah saying kepada Ayah dan Ibuku. Aku tahu mereka telah berkorban untukku. Aku tidak mungkin membalas jasa mereka. Tapi aku berjanji akan membuat mereka bahagia. Aku akan lebih rajin belajar dan meneruskan cita-citaku menjadi penghafal Al-Qur’an.

Karya:

Fathia Azzahra Shafa Sabiela, Kelas 3B.

Pemenang Lomba Menulis Cerpen

“Pekan Raya Anak Sholeh”

SDIT ULUL ALBAB 1 PURWOREJO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline