Sedekah
termasuk amal ibadah yang mestinya selalu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sedekah, hidup akan terasa lebih bermakna dan membahagiakan.Saya yakin, setiap orang yang sudah dewasa memahami bahwa sedekah termasuk perbuatan yang sangat mulia. Namun sayangnya, tak semua orang mampu mengamalkan dan menjadikan sedekah sebagai kebiasaan dalam hidupnya.
Bahkan terkadang, semakin seseorang bertambah kekayaannya, ia justru akan semakin pelit dan enggan berbagi dengan sesama. Terkadang pula, semakin berharta seseorang justru membuatnya semakin menjaga jarak dengan orang-orang miskin.
Perihal sedekah, sebenarnya tak melulu dengan materi. Karena bersedekah juga bisa dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan kemampuan kita.
Sedekah akan menjadikan pelakunya memiliki hati yang lembut dan peka dengan kesulitan orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya, orang yang enggan bersedekah, hatinya lambat laun akan mengeras dan tak mau peduli dengan kemiskinan saudara dan para tetangganya.
Orang yang enggan bersedekah termasuk egois karena lebih mementingkan diri sendiri. Dalam buku "Jaddid Hayatak! Segarkan Hidupmu", Syekh Muhammad al-Ghazali menerangkan; egoisme dan mementingkan diri sendiri akan selalu menjadi kejahatan moral, karena ia berperilaku laiknya binatang yang tidak memedulikan kepentingan orang lain. Di setiap kelompok masyarakat, orang egois menjadi petaka bagi masyarakat karena perilakunya akan menghanguskan kebaikan dan kebajikan, melenyapkan arti individu dan masyarakat.
Ada banyak hikmah dan keajaiban yang akan diperoleh orang-orang yang rajin bersedekah. Endang Koswara dalam bukunya "100% Sedekah Gas Poll!" menjelaskan sederet manfaat sedekah. Salah satunya ialah menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., "Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana" (HR. Ath-Thabrani).
Ada satu kisah menarik tentang keajaiban sedekah yang diungkap Endang Koswara dalam buku tersebut. Kisah tersebut diambil dari "Shahih At-Targhib". Abdullah bin Mubarak pernah ditanya oleh seorang laki-laki tentang penyakit yang menimpa lututnya sejak 7 tahun. Ia telah mengobati lututnya dengan berbagai macam obat. Ia telah bertanya kepada para dokter, tapi tak menghasilkan apa-apa.
Ibnu Al-Mubarak pun berkata kepadanya, "Pergi dan galilah sumur, karena manusia sedang membutuhkan air. Saya berharap akan ada mata air dalam sumur yang engkau gali dan dapat menyembuhkan sakit di lututmu. Laki-laki itu lalu menggali sumur dan ia pun sembuh."
Melalui tulisan singkat ini, mudah-mudahan dapat menjadi pengingat bagi diri saya sendiri sekaligus para pembaca yang budiman, agar selalu berusaha merutinkan ibadah sedekah, baik sedekah dengan menggunakan uang, tenaga, pikiran, maupun wajah dan sikap yang ramah.
***