Lihat ke Halaman Asli

Sam Edy Yuswanto

Hobi membaca dan menulis

Mengungkap Sosok Nabi Khidir, Kisah yang Tak Pernah Usang

Diperbarui: 22 November 2022   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi/ Sam Edy

Buku berjudul "Kisah dan Misteri Nabi Khidir" karya Heri Kurniawan Tadjid ini mengupas kisah dan misteri Nabi Khidir, baik yang tercantum di dalam Alquran maupun kisah-kisah yang termuat dalam hadis dan juga kisah-kisah yang disampaikan oleh para ulama terdahulu.

Dalam buku terbitan Araska 2019 ini dikisahkan, Al-Khidir adalah seorang nabi sebagaimana yang dikisahkan oleh Allah Swt., dalam Alquran Surah Al-Kahfi ayat 60-82. Dalam 'Mystical Dimensions of Islam' Annemarie Schimmel menyebutkan bahwa Nabi Khidir As., dianggap sebagai salah satu nabi dari empat nabi yang dianggap masih hidup atau 'abadi'.

Heri Kurniawan Tadjid menjelaskan, kisah Nabi Khidir dalam Surah Al-Kahfi ini sudah berulang kali disampaikan di berbagai kesempatan, entah di pengajian ataupun di berbagai media. Namun, kisah ini senantiasa hidup dan tak pernah usang, tentang pentingnya bertawadhu dan menyadari bahwa di atas orang yang berilmu ada yang berilmu lagi.

Dalam buku setebal 240 halaman ini juga diuraikan tentang asbab Al-Nuzul surah Al-Kahfi ayat 60-82. Jadi, Surah AL-Kahfi ayat 60-82 turun disebabkan rasa kebanggaan dan berlebihan Nabi Musa As. Suatu waktu, usai berkhotbah di depan umatnya, tiba-tiba Nabi Musa As., ditanya oleh seorang pemuda tentang orang yang paling pandai di muka bumi, kemudian Nabi Musa As., menjawab bahwa dirinyalah satu-satunya orang yang paling pandai di bumi.

Mengetahui hal itu, Allah Swt., menegur Nabi Musa As., dengan memberitahukan bahwa ada manusia yang lebih pandai darinya. Nabi Musa tentu saja merasa penasaran dan sangat ingin menemui orang tersebut. Akhirnya, Allah Swt., pun memberikan petunjuk agar Nabi Musa As., pergi ke sebuah tempat yang mempertemukan antara dua lautan. Di tempat itu Nabi Musa As., akan menemukan orang yang lebih pandai darinya. Setelah bertemu dengan orang tersebut, maka Nabi Musa As., harus menimba ilmu darinya, hingga terjadilah pertemuan keilmuan serta interaksi edukatif antara Nabi Musa As., dan orang yang lebih pandai darinya, orang saleh, yakni Khidir (hlm. 85).

Secara keseluruhan, buku ini terbagi menjadi enam bab. Bab pertama, mengenal sosok Nabi Khidir. Bab kedua, kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa. Bab ketiga, filosofi dan hikmah dari kisah Khidir dan Musa. Bab keempat, menyibak tabir misteri Nabi Khidir. Bab kelima, makrifat Nabi Khidir. Dan Bab keenam tentang kisah Khidir dan orang-orang saleh. Mudah-mudahan ulasan ini bermanfaat.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline