Lihat ke Halaman Asli

Sam Edy Yuswanto

Hobi membaca dan menulis

Kumpulan Cerpen Horor, Pemenang Fatansteen Hunt and Haunting

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku ini berisi 15 cerita pendek bernuansa horor penuh misteri. Ditulis oleh 15 penulis beragam karakter dan merupakan cerpen-cerpen pemenang Fantasteen Hunt and Haunting.

Loh Ringin, cerpen karya Ditta Hakha Soleha bertutur tentang mitos Loh Ringin di sebuah kampung yang konon terkenal angker. Mitos Loh Ringin memang sudah terkenal sejak beberapa tahun silam. Kata ‘Loh’ diambil dari bahasa Jawa, artinya air mata. Dan ‘Ringin’ adalah pohon beringin. Sesuai namanya, pohon beringin ini katanya kerap meneteskan air dari batang pohonnya, seperti tengah menangis. Karena itulah, warga sekitar menamai pohon beringin besar tersebut dengan ‘Loh Ringin’.

Delapan tahun meninggalkan kampung karena orangtuanya pindah kerja di daerah lain, membuat Neptunus, bocah lelaki yang kini menapaki masa remaja, kangen dengan suasana kampung yang adem dan nyaman. Ia kangen bercengkerama dengan Bimo, Fiska, Nima dan Gilang. Mereka merupakan teman-teman masa kecilnya. Ia juga kangen dengan Kakek Wijo yang hobi mendongeng dan gemar meniup seruling.

Hingga pada suatu hari, ia berkesempatan pulang kampung. Sayangnya, kerinduan Neptunus pada sosok Kakek Wijo harus pupus sebab beliau telah meninggal dunia. Ia hanya bisa bersua dengan teman-teman lamanya.

Mereka pun asyik mengobrol, termasuk membincangkan tentang Loh Ringin yang konon masih angker. Neptunus sebenarnya tak begitu percaya dengan mitos Loh Ringin yang terkenal angker. Namun, saat ia pulang kemalaman usai berkumpul dengan teman-temannya, ia mengalami kejadian mengerikan. Ia mendengar suara seperti isak tangis bayi dan kemudian melihat sesosok wanita mengerikan di balik pohon beringin tua itu. Ia langsung berlari ketakutan. Esoknya, ia pun menceritakan kejadian yang dialami semalam kepada teman-temannya. Dan teman-temannya sontak kaget saat ia masih merasa penasaran dan berencana ingin menyelidiki misteri pohon beringin tua itu.

Dan sebuah rahasia pun akhirnya terkuak. Ternyata wanita yang dijumpainya semalam bukanlah hantu ataupun kuntilanak, melainkan manusia biasa. Dia adalah si Gendem, wanita gila yang telah lama tinggal di Loh Beringin.

Cerpen berjudul Anak Tangga Kedelapan di Lantai Tiga, karya Mel Puspita, berkisah tentang sebuah gedung asrama sekolah yang sudah tua tak berpenghuni. Di sana terdapat anak tangga kedelapan yang konon siapa pun yang ingin mengajukan sebuah keinginan, maka harus menyanyikan lagu-lagu pujian dari lantai dasar.

Sementara cerpen berjudul Rumah Tua karya Alfian N. Budiarto, berkisah tentang sebuah rumah tua yang barusan ditempati oleh pasangan suami istri bernama Adam dan Rani. Yang membuat bulu kuduk merinding, berbagai kejadian janggal dan mengerikan hanya dialami oleh Rani. Misalnya saat ia melihat sosok pria aneh yang tengah bermain ayunan dan tiba-tiba saja menghilang dari pandangan, air keran dan lampu yang tiba-tiba mati sendiri, hingga penampakan sesosok pria yang menyaru sebagai suaminya.

Cerpen-cerpen lain yang tak kalah seru dan menegangkan bisa ditemukan dalam buku ini. Bagi penikmat karya fiksi horor genre remaja, buku ini dapat dijadikan pilihan bacaan di waktu senggang.

***

Judul Buku : Loh Ringin

Penulis: Ditta Hakha Soleha, dkk.

Penerbit : Dar! Mizan

Cetakan : I, Juli 2014

Tebal : 176 halaman

*cover buku diambil dari koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline