Lihat ke Halaman Asli

Sule Maarif

Bobotoh penggemar Man United

Surat untuk Masa Tuaku: Jalan-jalan ke Nusa Rimba

Diperbarui: 21 Januari 2020   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pukul 08.00 waktu Indonesia bagian barat pesawat take off dari bandara Soekarno-Hatta melintasi laut Jawa. Sekitar jam 09.00 waktu Indonesia bagian tengah akhirnya pesawat landing. Kurang lebih dua jam perjalanan di udara akhirnya kami tiba di Ibu Kota Negara (IKN) Nusa Rimba.

Hijau. Itu yang terlintas pertama kali di benak saya. Sebuah pemandangan yang sulit ditemui di daerah saya, Jakarta. Bikin mata dan pikiran fresh hingga sejenak melupakan lelah. Sudah lama saya menantikan momen ini, berkunjung ke IKN Nusa Rimba.

Liburan sekaligus bertemu kawan lama. Dulu, saya pernah mencari nafkah di Kalimantan Timur. Di kota Samarinda dan juga Balikpapan. Tidak lama, tapi menyimpan sedikit kenangan.

Nusa Rimba, sungguh tempat yang indah. Meski matahari bersinar terik, tetap terasa adem dan tenang. Dengan jalanan kota yang lebar, tidak ada kemacetan. Kendaraan lalu lalang dengan tertib. Melaju dengan kecepatan sedang. Baik motor maupun mobil. Kontras dengan di daerah saya, banyak yang ugal-ugalan membahayakan. Bikin sebagian pengguna jalan was-was. Di sini sungguh berbeda, pejalan kaki nyaman. Bahkan pesepeda dan pemakai skuter listrik bisa berkendara dengan tenang tanpa khawatir diseruduk kendaraan bermotor.

Orang-orang yang murah senyum memancarkan kedamaian, meski tiada saling kenal. Kota yang tertata rapi dan bersih. Banyak dijumpai taman yang memanjakan. Sangat modern tapi bersahabat dengan alam. Wajar kalau betah berlama-lama di sini.

Dari awal saya sudah membayangkan, ingin datang ke tempat ini. Ada di list nomor satu. Yang jadi ikon IKN Nusa Rimba. Yakni Danau Pancasila. Bukan sekedar spot yang indah dan instagrammable, tapi ini danau yang juga merepresentasikan sejarah Indonesia. Negara terus tumbuh, generasi senantiasa berganti, tapi tidak boleh melupakan sejarah. Dan Pancasila adalah rangkuman falsafah bangsa yang harus kita pegang teguh.
Sesuai dengan namanya, bukan danau biasa yang di dalamnya terdapat bagian-bagian yang merepresentasikan Pancasila. Sila pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa yang tercermin dalam Komplek Religi Nasional. Untuk Sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab direpresentasikan dalam bangunan Museum Peradaban Indonesia. Sila ketiga terlihat dalam bangunan Museum Persatuan Indonesia. Sila Keempat tercermin dalam bangunan Plaza Demokrasi. Sedangkan Sila Kelima terlihat dalam Pasar Rakyat.

Sebentar, dari tadi saking terobsesinya sama IKN Nusa Rimba, jadi lupa. Belum memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Kami butuh istirahat, Plaza Bhinneka Tunggal Ika. Wah, IKN benar-benar lengkap, apa pun kebutuhanmya, ada.

Selamat siang. Salam Indonesia Damai. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline