Lihat ke Halaman Asli

Sule Maarif

Bobotoh penggemar Man United

Menantikan Kejutan dari PKS

Diperbarui: 5 April 2019   05:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pinterpolitik.com

Menarik membaca ulasan Kompas tentang partai politik peserta Pemilu 2019. Setiap harinya Kompas merilis merilis satu-persatu profil partai sesuai nomor urut mulai tanggal 26 Maret.

Judul tulisan ini pun meminjam judul artikel "Menanti Kejutan Dari PKS" pada tanggal 4 April 2019. Tetapi kejutan yang dimaksud adalah kejutan versi saya sendiri.

Selama bertahun-tahun saya seperti diselimuti PKS. Khususnya sejak Aksi 212 yang menumbangkan Ahok di Pilkada DKI. Di media sosial, dalam hal ini whatsapp saya seakan didominasi teman-teman saya yang simpatisan PKS. Mereka begitu rajin menyuarakan aspirasi politiknya. Satu kata untuk menggambarkan aktivitas mereka di media sosial, militan.

Di saat sekarang pun, di masa kampanye, PKS begitu dekat. Mushola dan dewan takmirnya dengan pengajian mingguannya pun sudah dikuasai PKS. Bahkan kalender dan stiker PKS paling banyak di rumah saya.

Ada sedikit yang mengejutkan, dengan gambaran di atas, hasil survei ternyata tidak serta merta mengunggulkan PKS. Di awal kampanye, elektabilitas PKS cuma berada di bawah ambang batas. Tentu saja hal ini membuat cemas PKS. Sebagian orang, bahkan mantan pentolan PKS Fahri Hamzah menilai PKS bisa saja tidak lolos ke Senayan.

Dua minggu menjelang Pemilu PKS mendapat kabar gembira. Hasil survei beberapa lembaga di antaranya Kompas, PKS meraih 4,5 persen, CSIS 4,6 persen, Charta Politica 5 persen. Dan  bahkan dari Indikator Politik sebesar 6 persen. Elektabilitas PKS ini boleh dibilang di luar dugaan saya.  Tentu saja ini kabar bahagia dan membuat pengurus dan simpatisan PKS tambah optimis.

gesuri

Menurut saya PKS terdongkrak oleh simpatisan aksi 212. Sejak sikap politik PBB yang berubah haluan mendukung petahana, para pemilih Prabowo yang punya preferensi agama menjatuhkan pilihan kepada PKS. Padahal kita tahu banyak caleg PBB adalah alumni 212. Dan pemilih yang kecewa dengan PBB lebih memilih PKS dari pada PAN.

Mungkinkah PKS meraih suara sesuai target mereka sebesar 12 persen? Saya sih yakin PKS tidak akan mampu mencapainya.

Saya lebih menantikan kejutan PKS pasca pilpres. Bagaimana nasib PKS nanti?

PKS yang berdiri pada 21 Mei 1998 dengan nama Partai Keadilan (PK) dan mengikuti pemilu tahun 1999. Dengan persiapan yang mepet waktu itu, PK tidak lolos ke parlemen sehingga harus memulai dari nol lagi.

Pada 20 April 2002 PK berganti menjadi PKS, dengan persiapan yang cukup lama, partai yang mempunyai jargon bersih dan peduli ini menjadi partai dakwah yang menekankan pada kaderisasi. Peruntungan yang baik dengan kerja keras membawa PKS lolos ke senayan tahun 2004. PKS bergabung dengan koalisi SBY-JK yang memenangkan kontestasi Pilpres dan membuat PKS menikmati kue kekuasaan di eksekutif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline