Lihat ke Halaman Asli

Film "Bebas" untuk Nostalgia ke Masa SMA

Diperbarui: 13 September 2024   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jogjantarnews

Film "Bebas" sukses membuat para penontonnya bernostalgia, senang menjadi kata yang bisa menggambarkan perasaan seusai menonton film "bebas". Film ini merupakan karya dari Mira Lesmana bersama Riri Riza.

Film ini juga merupakan adaptasi film korea dengan judul "Sunny", secara garis besar film ini mengangkat kisah pertemanan sekelompok SMA di tahun 90 an yang terpisah selama 23 tahun karena mengejar karir dengan jalan masing. Tetapi suatu ketika, ada sebuah kejadian yang mempertemukan mereka semua.

Persahabatan pada masa sekolah memanglah indah dan tidak ada tandingnya, khususnya saat SMA karena di SMA ini adalah waktu untuk kita mencari jati diri kita masing masing bersama teman teman. Tentunya saat mencari jati diri ini memerlukan perjuangan yang tidak mudah, banyak momen yang akan dilewati bersama sama sehingga saat SMA tidak jarang yang gamon pada masa masa SMA. 

Selain perasaaan senang yang dirasakan, penonton akan merasakan campur aduk dari mulai awal film hingga akhir. Karena film ini menggunakan alur yang maju mundur, penonton bisa terenyuh dengan ceritanya. Namun, tak lama penonton bisa tertawa terbahak bahak dengan kelakuan vina yang merupakan salah satu tokoh dalam film "bebas".

Bebas dalam film ini merupakan sebuah nama geng yang ada di sekolah SMA di daerah Jakarta. Vina meruapakan siswi pindahan dari sumedang, polos dan lugu adalah karakter vina dalam film ini dan sering di rundung yang dikenal sebagai gadis polos dan lugu. Dan dari sini vina menemukan banyak hal hal baru yang sebelumnya belum pernah ia temukan.

moveien

Selain itu film ini bermula ketika Vina merasakan ada sumbmer gambar sesuatu yang kurang dalam hidupnya sebagai ibu rumah tangga, yang hanya melayani suami dan anaknya di rumah. Sampai suatu ketika di rumah sakit, Vina bertemu dengan teman SMA-nya, Krisdayanti (Susan Bachtiar) yang tengah sakit keras, sampai divonis oleh dokter bahwa usianya hanya tinggal beberapa bulan lagi. Menyadari hal itu, Kris pun mempunyai satu permintaan terakhir pada Vina. 

Yep, ia memohon Vina untuk membuat reuni kecil bersama anggota Geng Bebas sebelum ajal. Vina mulai menghubungi teman Jessica Dewasa (Indy Barends) yang bekerja di agen asuransi. Menyusul Jojo, yang ia temui ditengah kesibukan hari harinya sebagai pimpinan perusahaan swasta. Dan Gina yang ditemui dirumahnya dalam kejaran debt colector karena kelilit utang. Namun, dari semua anggota geng "bebas" hanya suci yang hilang dan susah dilacak. Tidak ada satupun anggota geng memiliki kontak dengan sahabatnya yang hilang misterius itu.

Dalam pembuatan film "kapsul waktu", musik menjadi unsur penting demi memperkuat nuansa 90'an. Dan Mira Lesmana dan tim kerja keras dalam memilih soundtrak untuk film ini nyaris sempurna. Tembang tembang "kuat" di era media 90'an seperti "Bidadari" (Andre Hehanusa) "Kujelang Hari" (Denada), "Cerita Cinta" (Kahitna), "Cukup Siti Nurbaya" (Dewa 19), hingga "Kebebasan" (Singiku) yang berhasil di angkat ke dalam film "bebas".

Konflik yang ditonjolkan pada era 90 an pun masih berhubungan dengan konflik yang ada era jaman sekarang. Terutama terhadap anak baru dimulai dari konflik antar geng atau kelompok hingga asmara malu malu kucing ala SMA. Pengambilan sinematografi yang bagus dapat membuat para penonton terenyuh dengan jalannya cerita. 

Pesan yang ingin ditunjukan tersampaikan meski tidak melalui dialog antar tokoh. Film ini menjadi obat rindu untuk anak milenial tua, tak bisa dipungkiri, tangan dingin Riri selalu bisa meramu film bertemakan gaya hidup yang khas Indonesia, terutama di Ibukota. Mulai dari kelompok remaja alias muda-mudi, romansa dua sejoli, hingga anak-anak atau keluarga. Jejeran karyanya telah membuktikan kualitasnya --- seperti Kuldesak (1998), Petualangan Sherina (2000), Untuk Rena (2005), hingga Ada Apa dengan Cinta 2 (2016). Namun, Riri seolah tak mau terjebak dalam penyuguhan kemasan dan nuansa '90-an yang nyaris sempurna semata. Ia mampu menjaga ceritera film yang sarat akan pesan moral, dan memotret gejolak muda-mudi hari ini, secara memukau. Well done, Mas Riri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline