Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Pecahkan! Pecahkan Saja Gelasnya

Diperbarui: 14 Mei 2019   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keraknya hitam. Sehitam apa yang disebut malam. Tanpa pendar. Hanya pudar.

Bukan bulan. Purnama. Gemintang. Atau lintang. Masih sepi, terus sepi, berubah sunyi, beralih maki.

Persetan! Budak tak berotak, tak berotot, hanya melotot.

Diam! Bising, berisik.

Cuci mukaku. Dengan sabun air kaldu sendumu. Guyur aku. Dengan segelas penuh maluku yang kau tau. Terserah!

Aku tetap benar-benar meragu? Akan apa yang dulu begitu kugugu, tapi kini hanyalah sebuah ambigu?

Lucu. Melihat kau menyeruput kopi panasmu merdu. Kau kira aku suka mengaduk kopimu?

Aku lebih suka kau pecahkan gelas itu.
Pecahkan!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline