Lihat ke Halaman Asli

Salwa Zaida

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Perilaku Mem-Bully Menurut Teori Kepribadian Sigmund Freud

Diperbarui: 17 Desember 2023   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konsep psikoanalitik dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku membully, sesuai dengan teori kepribadian Sigmund Freud. Menurut Freud, id, ego, dan superego merupakan tiga struktur kepribadian yang berdampak pada perilaku manusia. Teori kepribadian Freud menawarkan pemahaman mendalam tentang motivasi dan mekanisme yang mendasari perilaku membully 

Menurut teori kepribadian Freud, id adalah aspek jiwa yang berfungsi berdasarkan prinsip kesenangan. Tidak terpengaruh oleh norma atau kenyataan sosial, id mencoba memenuhi kebutuhan dasar tanpa memikirkan akibat atau dampaknya terhadap orang lain. Aspek kepribadian yang bertindak sebagai perantara antara id dan dunia luar disebut ego. Ego berupaya memuaskan kebutuhan id dengan cara yang sesuai dengan norma dan kenyataan sosial. Sedangkan prinsip moral dan konvensi sosial yang diserap dari dunia luar diwakili secara internal oleh superego.

Dalam konteks perilaku membully, Id yang tidak terkontrol dapat memotivasi seseorang untuk bertindak agresif atau mendominasi terhadap orang lain dalam konteks perilaku bullying demi memenuhi kebutuhan pribadi tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap korban. Mengontrol dorongan agresif juga dapat menjadi tantangan bagi seseorang dengan ego yang kecil atau belum berkembang. Selain itu, pergulatan antara id dan superego dapat menjadi katalisator perilaku bully, di mana seseorang mengalami tekanan moral dari dalam namun tetap melakukan perilaku agresif untuk memuaskan hasratnya.

Selain itu, Freud memperkenalkan gagasan mekanisme pertahanan, yaitu taktik mental yang digunakan ego untuk menyelesaikan konflik antara tuntutan dari luar dan dari dalam. Strategi defensif tertentu, termasuk proyeksi dan ekspresi agresi, mungkin ada hubungannya dengan perilaku intimidasi. Ketika seseorang menolak bagian-bagian buruk dari dirinya dan menugaskannya kepada orang lain, itu disebut proyeksi. Dalam hal ini, pelaku intimidasi mungkin secara tidak sengaja memproyeksikan sisi gelapnya kepada korbannya dalam upaya meredakan ketegangannya.

Ekspresi terkait agresi juga bisa menjadi taktik defensif yang berguna ketika ada perilaku mambully. Seseorang yang merasa sulit mengelola perasaan agresi atau kemarahannya dengan cara yang sehat mungkin menggunakan intimidasi sebagai cara untuk melampiaskan perasaan negatifnya.

Dengan menggunakan konsep-konsep dalam teori kepribadian Sigmund Freud, Kita dapat memahami bagaimana perilaku bullying dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis, seperti ketidakseimbangan antara id, ego, dan superego serta penggunaan mekanisme pertahanan yang tidak sehat, dengan menerapkan konsep yang terdapat dalam teori kepribadian Sigmund Freud. Pengetahuan ini dapat berguna dalam mengembangkan strategi intervensi yang lebih komprehensif untuk mengatasi masalah perilaku bullying.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline