Saya yakin pembaca sekalian memiliki setidaknya satu orang berharga bernama sahabat. Menjadi kawan dikala senang maupun susah, menjadi wadah saling berbagi cerita. Nah kira-kira apasih yang membuat kita nyaman berbagi cerita kepada oranglain? Tanpa ada rasa khawatir kalau-kalau masalahnya disebar dan menjadi rahasia umum.
Kali ini saya akan mengaitkan peristiwa tersebut dengan materi empati dan hubungan terpeutik dalam konseling secara singkat.
Hubungan teraupetik adalah proses hubungan antara konseli dan konselor yang mempunyai nilai-nilai penyembuhan, konseli merasa dihargai, diterima dan diarahkan dan dapat meredakan ketegangan serta dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran, serta mengurangi beban psikologis.
Dalam hubungan terapeutik, konselor bersama-sama konseli berbagi pengalaman. Konselor menyampaikan informasi, menerima konseli, mengarahkan emosi dan perilaku konseli melalui pesan-pesan verbal dan non-verbal yang dapat mengekspresikan perasaan dan pikirannya.
Sedangkan empati berhubungan dengan emosi dan pikiran orang lain. Hal ini kerapkali ditandai dengan kemauan dan kemampuan menempatkan diri pada keadaan orang lain, untuk merasakan perasaan orang lain, atau untuk mengenali bahwa orang lain merasakan perasaan dengan cara yang sama seperti yang anda rasakan.
Empati berbeda dengan simpati, singkatnya seperti ini, empati itu adalah emosi atau perasaan seseorang yang dapat merasakan emosi yang sama dengan orang lain dari cerita ataupun bentuk komunikasi lain.
Sebagai contoh, seseorang bercerita kepadamu sambil menangis, lalu kamu terhanyut dalam perasaan sedihnya maka itu dinamakan simpati. Namun, jika seorang bercerita kepadamu dengan tersedu-sedu mengungkap segala masalahnya, kamu merasakan apa yang dia ceritakan, kamu paham tapi kamu tidak terlarut kedalamnya maka itu disebut empati.
Dalam hal ini, sahabat yang bercerita tentang masalahnya berada di posisi konseli dan sahabat lain yang medengarkan berada di posisi konselor. Kenapa bisa nyaman bercerita dan berbagi suka dan duka? Sebab diantara keduanya ada hubungan terapeutik dan empati secara bergantian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H