Lihat ke Halaman Asli

Salwa Misbahul Jannah

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Film Ki and Ka: Sajian Unik Terkait Gender dalam Rumah Tangga

Diperbarui: 19 September 2023   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film Ki & Ka merupakan film bollywood yang disutradarai oleh R. Balki, Film ini menyajikan cerita yang unik dan memberi pandangan baru mengenai kehidupan yang cukup berbeda dari budaya yang ada. Menceritakan tentang kehidupan sepasang suami istri yang bernama Kia atau Ki (istri) dan Kabir atau Ka (suami) yang memilih untuk hidup sesuai dengan yang mereka inginkan walaupun berbeda dari kehidupan yang dianggap "seharusnya". Jika dalam bahasa Hindi Ki masuk dalam kategori feminin sedangkan Ka berkategori maskulin. Dalam konteks rumah tangga tidak bisa dipungkiri masih banyak masyarakat yang menganut pandangan bahwa kategori Feminin (her) itu memiliki peran untuk lebih banyak diam dirumah dan mengurus keluarga, dan kategori Maskulin (his) memiliki tanggung jawab untuk bekerja mencari nafkah diluar rumah.

Dalam film ini tergambarkan bahwa Ki merupakan seorang alpha women, perempuan penuh ambisi yang fokus mengejar kariernya. Sejak kecil Ki hanya hidup bersama ibunya dikarenakan ayah nya yang sudah tidak ada. Ibu nya yang juga merupakan wanita karier yang sibuk bekerja mencari nafkah secara tidak langsung menjadi cerminan Ki ketika dewasa. Berbeda dengan Ki, Ka justru merupakan sosok laki-laki yang lebih lembut dan peka atau bisa dikatakan jiwa femininnya lebih dominan dibanding Ki. Ka ingin menjadi seperti ibunya yang diam dirumah atau mengurus hal-hal yang cakupannya domestik, karena menurut Ka ibunya merupakan seorang seniman yang luar biasa, dalam pandangannya ibu rumah tangga itu memerlukan seni untuk menjalankan kehidupan sehari-hari dalam mengurus rumah tangga.

Dengan pembagian peran antara Ki dan Ka dalam rumah tangganya yang berbeda dari sebagian besar masyarakat justru membuat mereka merasa nyaman satu sama lain, seperti dikatakan sebelumnya bahwa Ki sangat ingin mencapai mimpinya didunia kerja dan Ka ingin menjadi "seniman" seperti ibunya, dengan adanya penerimaan dari kedua belah pihak membuat mereka hidup sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dalam film ini pengkategorian "Feminin" dan "Maskulin" bukan lagi menjadi hambatan untuk menggapai mimpi dan menjalankan kehidupan sesuai dengan kenyamanan setiap individu. Hakikatnya manusia baik laki-laki maupun perempuan, mereka memiliki potensi, kesempatan dan hak yang sama untuk mengejar impiannya. Adanya kategori Feminin dan Maskulin bukan berarti adanya kotak peran yang berbeda.

Selain menyajikan terkait pembagian peran dalam rumah tangga yang berbeda dari biasanya dimana perempuan tidak selalu harus diam dirumah mengurus keluarga dan mencari nafkah diluar rumah (berkarier) bukan hanya bisa dilakukan oleh laki-laki, film ini juga menggambarkan keterbalikan terkait pemikiran "kuno" yang beranggapan bahwa laki-laki tidak boleh menangis dan laki-laki dituntut untuk selalu kuat dalam menghadapi segala situasi namun film ini menyajikan suatu scene yang menceritakan Ka sedang menangis, scene tersebut menjawab pemikiran "kuno" tersebut, dimana laki-laki tidak bisa dituntut untuk selalu kuat dan laki-laki bisa mengekspresikan emosi yang dirasakannya (dalam hal ini emosi sedih). Begitupun dengan scene yang menggambarkan ambisi nya Ki untuk menggapai impiannya sebagai wanita karier yang sukses, scene tersebut membuka kembali pandangan bahwa perempuan memiliki kebebasan dan hak yang sama untuk bisa hidup bersaing diluar rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline