Mata pelajaran matematika terkenal dengan pelajaran yang memiliki peran penting dalam dunia Pendidikan yang memiliki tujuan supaya peserta didik mampu dan siap menghadapi perubahan global yang selalu meningkat dan berkembang. Dengan menggunakan dan melakukan latihan dasar pemikiran secara logis, kreatif, jujur, cermat, efesien, efektif serta rasioanal (Puskur, 2002). Kemampuan nalar siswa dalam memecahkan persoalan matematis juga merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika. Hal ini sinkron dengan Peraturan dari Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang standar Kompetensi Kelulusan pada mata pelajaran matematika yang menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika, yaitu: 1) Menggunakan penalaran pada sifat dan pola; 2) Menguasai konsep matematika; 3) Dapat memecahkan masalah yang berkaitan kemampuan pemahaman masalah; 4) Menyampaikan gagasan menggunakan simbol, diagram, table, atau media lain supaya memperjelas situasi atau keadaan; 5) Memiliki kepribadian yang dapat menghargai fungsi dan tujuan matematika pada kehidupan sehari-hari. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang sangat krusial atau penting agar senantiasa diasah dalam peningkatan pembelajaran matematika.
Salah satu kemampuan yang sangat berkaitan dan sangat penting dengan hasil belajar siswa yaitu kepandaian dalam penalaran, yaitu kemampuan menemukan hasil dari suatu kebenaran yang sesuai dengan aturan, pola atau logika tertentu (Suriasumantri, 1990). Kemampuan ini harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika, sebab bisa membantu dan meringankan peserta didik dalam menyikapi masalah dan untuk mempertinggi kemampuan pemahaman matematika (Sumarmo, 1987). Dari sini bisa disimpulkan bahwa cara untuk membantu meningkatkan kemampuan berpikir logis bisa menjembatani pada meningkatnya hasil belajar matematika siswa melalui penguasaan dan pemahaman yang benar terhadap konsep-konsep matematika.
Upaya buat mendapatkan kemampuan dalam menuntaskan problem matematis, siswa wajib memiliki pengalaman dalam memecahkan aneka macam macam masalah matematika. Karena dalam rangka mencari solusi, siswa wajib menambah dan menggali lagi lebih dalam pengetahuan yang mereka miliki dan melalui proses ini mereka harus bisa mengembangkan pemahaman matematika yang baru. Peserta didik harus bisa memanfaatkan semua kesempatan yang tak jarang digunakan untuk merumuskan, berinteraksi dengan matematika, dan dapat memecahkan masalah yang kompleks yang memerlukan sejumlah besar upaya serta kemudian wajib didorong untuk mengaplikasikan pemikiran mereka (Lahinda & Jailani, 2015: 149-150).
Faktor yang wajib diperhatikan pada upaya menaikkan hasil belajar peserta didik adalah hasrat dan kesenangan peserta didik dalam belajar matematika. Dalam proses pembelajaran matematika harus memperhatikan perasaan yang tenang dan kegiatan yang menyenangkan bagi peserta didik, hal ini bisa dilakukan menggunakan cara berperilaku ramah tapi tetapi tegas dalam menghadapi semua kesalahan siswa, hindari sikap guru yang dapat menakuti bahkan membuat siswa benci (tidak bersahabat), mengusahakan supaya siswa bisa selalu bersikap terbuka, sebaiknya materi dalam pembelajaran matematika disajikan dalam bentuk yang lebih kongkrit, menggunakan metode dan pendekatan yang bervariasi, menarik dan menyenangkan. Hal ini bertujuan agar menumbuhkan minat belajar siswa terhadap matematika yang merupakan modal utama untuk menumbuhkan hasrat, keinginan, cinta dan kesenangan terhadap pembelajaran matematika. Tanpa minat yang baik pada diri siswa akan sangat sulit terciptanya suasana belajar seperti yang diinginkan. Dengan adanya cinta dan minat tadi diharapkan timbul perubahan perilaku positif terhadap mata pelajaran matematika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H