Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh para peserta didik di sekolah. Namun, di sisi lain matematika juga dianggap sebagai mata pelajaran yang terpenting karena berperan dalam hampir segala aspek. Kesulitan mempelajari mata pelajaran matematika tidak menyimpulkan bahwa anak itu tidak mampu belajar, tetapi hanya mengalami kesulitan tertentu yang menyebabkan anak kurang siap belajar. Kesulitan belajar mata pelajaran matematika umumnya berkaitan dengan ketidakmampuan anak dalam membaca, imajinasi, mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman, terutama dalam memahami soal-soal cerita.
Kesulitan yang biasa dialami oleh siswa yaitu kesulitan saat mengerjakan soal cerita karena kurang mampu memahami maksud soal dan kebingungan saat menentukan operasi hitung yang akan dipakai. Biasanya siswa membutuhkan waktu yang sangat lama dalam menyelesaikan soal berbentuk cerita. Siswa sering melakukan kesalahan saat menghitung dan siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal cerita matematika. Permasalahan tentang rendahnya hasil belajar matematika siswa dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika mengindikasikan adanya kesalahan dalam proses belajar mengajar sehingga diperlukan adanya perbaikan.
Menurut Nugroho (2017), kesalahan siswa menyelesaikan soal cerita dilihat dari aspek-aspek pemecahan masalah, (1) Aspek memahami masalah, yaitu siswa mengalami kesalahan dalam memaknai bahasa soal cerita dan kesalahan membuat model matematikanya. Penyebabnya adalah reasoning (penalaran) siswa yang tidak lengkap atau salah dan kemampuan matematika siswa yang rendah, (2) Aspek merencanakan pemecahan masalah yaitu siswa mempunyai kesalahan dalam menghubungkan antara data untuk mencari data yang dicari dan kesalahan dalam menghubungkan antara konsep satu dengan konsep yang lain. Penyebab kesalahan pada aspek ini adalah pemikiran humanistik siswa, dan (3) Aspek melakasanakan rencana pemecahan masalah, yaitu kesalahan dalam mengimplementasikan rumus yang tidak tepat dan penggunaan angka ataupun satuan yang tidak tepat dalam model matematika. Kesalahan pada aspek ini disebabkan oleh reasoning (penalaran) tidak lengkap atau salah dan pemikiran humanistik siswa.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesulitan dalam belajar mata pelajaran matematika di bagi tiga yaitu untuk guru, murid dan orang tua ; 1) Untuk guru, Guru lebih memperhatikan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Sebaiknya ketika guru mengajarkan matematika dengan metode pembelajaran yang bervariasi yang sesuai dengan materi yang disampaikan disertai guru dapat menggunakan media pembelajaran konkret yang tepat sesuai dengan materi. 2) Bagi siswa, Siswa hendaknya lebih memperbanyak latihan soal cerita materi pecahan agar dapat memahami soal dan mengerjakan soal sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah matematika. Siswa hendaknya lebih teliti dalam mengerjakan soal, dan siswa hendaknya memiliki sikap positif pada pelajaran matematika serta lebih aktif dalam pembelajaran. 3) Bagi orang tua, Orang tua hendaknya menumbuhkan motivasi belajar siswa bahwa matematika adalah pelajaran yang menyenangkan sehingga siswa mempunyai sikap positif pada pelajaran matematika. Orang tua hendaknya lebih memperhatikan perkembangan belejar anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H