Lihat ke Halaman Asli

Salwa Fadiah Afif

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Refleksi Diri Siswa dalam Perspektif Teori Belajar Hurlock : Menumbuhkan Kesadaran dan Perkembangan Diri

Diperbarui: 23 Desember 2024   04:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*dokumentasi wawancara (Sabtu, 14 desember 2024)

Refleksi diri adalah sebuah proses penting dalam kehidupan seseorang, di mana mereka diajak untuk melihat kembali pengalaman, tindakan, serta hasil yang telah dicapai guna memahami diri mereka lebih dalam. Refleksi ini tidak hanya membantu mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan yang telah dialami, tetapi juga membuka peluang untuk mengidentifikasi potensi dan area yang perlu ditingkatkan. Dalam dunia pendidikan, refleksi diri sering dikaitkan dengan upaya pengembangan keterampilan belajar, membangun karakter, dan menumbuhkan kesadaran diri yang lebih baik.

Salah satu pendekatan yang relevan dalam memahami dan menerapkan refleksi diri adalah teori belajar yang dikemukakan oleh Elizabeth Hurlock. Teori ini menekankan pentingnya proses belajar sebagai sarana untuk membangun konsep diri positif, meningkatkan kepercayaan diri, serta merangsang perkembangan emosional dan sosial. Dengan memadukan prinsip-prinsip ini, refleksi diri dapat menjadi lebih terarah dan memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan siswa.

Melalui refleksi diri, siswa dapat menyadari betapa pentingnya hubungan antara pengalaman belajar dan perkembangan kepribadian mereka. Menurut Hurlock, setiap individu, termasuk siswa, memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal jika diberikan dukungan dan lingkungan yang tepat. Proses refleksi diri inilah yang menjadi jembatan untuk menghubungkan pengalaman sehari-hari dengan kesadaran diri, sehingga siswa mampu mengambil pembelajaran dari setiap situasi yang mereka alami.

Teori Hurlock juga menekankan bahwa perkembangan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual, tetapi juga oleh aspek emosional, sosial, dan motivasi intrinsik. Dalam hal ini, refleksi diri menjadi sarana bagi siswa untuk menggali lebih dalam aspek-aspek tersebut. Misalnya, seorang siswa yang merasa kesulitan dalam memahami mata pelajaran tertentu dapat menggunakan refleksi untuk menganalisis penyebab kesulitan tersebut apakah itu kurangnya waktu belajar, strategi belajar yang kurang efektif, atau bahkan masalah emosional seperti stres atau kecemasan.

Selain itu, refleksi diri yang dilakukan dengan pendekatan teori Hurlock juga dapat membantu siswa membangun persepsi yang lebih positif tentang dirinya. Dalam teori ini, Hurlock menjelaskan bahwa citra diri positif sangat penting dalam mendukung keberhasilan belajar. Ketika siswa memahami dan menerima kekuatan serta kelemahannya, mereka akan lebih termotivasi untuk melakukan perbaikan, merasa lebih percaya diri, dan mampu mengatasi berbagai tantangan yang ada dalam proses belajar.

Dengan menjadikan refleksi diri sebagai bagian dari rutinitas, siswa tidak hanya akan merasakan manfaat secara akademis, tetapi juga secara emosional dan sosial. Mereka akan menjadi individu yang lebih sadar, bertanggung jawab, dan memiliki daya juang yang tinggi dalam meraih tujuan hidupnya. Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan orang tua untuk mendorong serta memberikan arahan kepada siswa dalam menerapkan refleksi diri yang efektif sesuai dengan prinsip-prinsip teori belajar Hurlock.

teori belajar Hurlock dapat diterapkan untuk membimbing siswa dalam melakukan refleksi diri. Dengan memahami prinsip dasar teori ini, siswa tidak hanya mampu mengevaluasi perjalanan belajarnya, tetapi juga mengambil langkah-langkah konkret untuk meraih pertumbuhan pribadi yang lebih holistik.

Dalam artikel ini, Saya Salwa Fadiah Afif Mahasiswi semestrer 3 Pendidikan IPS UIN Jakarta sebagai penulis melakukan wawancara dengan siswi kelas 12 Mipa 1 SMAN 14 Kota Tangerang yang bernama Suci Rahmalia Putri untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan. responden di jadikan objek untuk mengetahui dan menggali lebih dalam mengenai konsep diri. Berikut 5 pertanyaan konsep diri positif dan 5 pertanyaan konsep diri negatif pada wawancara yang saya ajukan, serta jawaban dari responden terkait konsep dirinya selama belajar di sekolah:

  • Apa yang kamu sukai tentang dirimu?

Saya merasa memiliki kemampuan untuk tetap ingin tahu terhadap hal-hal baru, Saya menikmati proses belajar, mencari tahu informasi, memahami konsep, dan menghubungkannya dengan pengalaman atau pengetahuan sebelumnya. Saya juga suka menulis karna saya merasa tulisan saya bagus. Selain itu, saya merasa bangga dengan kegigihan saya dalam menghadapi tantangan, karena saya percaya setiap kesulitan adalah peluang untuk berkembang dan belajar lebih banyak.

Kapan terakhir kali kamu merasa berhasil dalam belajar? Dan bagaimana perasaanmu pada saat itu?

Terakhir kali saya merasa berhasil dalam belajar ketika smp, karna pada saat itu saya menulis sebuah puisi yang mendapatkan apresiasi dari guru dan teman-teman di kelas. Saat itu, saya merasa sangat bangga karena berhasil menuangkan ide dan emosi saya ke dalam kata-kata yang indah. Pengalaman itu membuat saya semakin percaya diri dalam mengekspresikan diri melalui tulisan, dan memotivasi saya untuk lebih mendalami pelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam keterampilan menulis kreatif.

  • Apa yang biasanya memotivasi kamu agar belajar lebih giat?
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline