Lihat ke Halaman Asli

salwa azzami

mahasiswi

Sultan Muhammad Al-Fatih

Diperbarui: 3 Juli 2021   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah teman-teman tau tentang penaklukan konstatinopel? ya, Mehmed II atau yang sering kita kenal dengan sebutan Muhammad al-fatih merupakan anak ke-3 dari sultan murad II adalah Sultan yang berhasil menaklukan Konstantinopel. Kedua kakaknya meninggal karena diracun dan dibunuh oleh pembunuh bayaran pada saat ia masih belia. 

Mari kita bahas sedikit tentang masa kecil beliau sampai diangkat menjadi sultan.

Pada umur 11 tahun Mehmed dikirim ke Amasya untuk memimpin wilayah tersebut karena sudah tradisi Utsmani untuk memberi bekal kepada para sehzade (sebutan untuk pangeran) sebelum memimpin Utsmani kelak. Sultan Murad juga mengirim beberapa guru untuk mendidik Mehmed dan Syaikh Muhammad Syamsuddin bin Hamzah adalah guru yang paling dekat dengan Mehmed. 

Mehmed naik tahta menjadi sultan saat umurnya 12 tahun karena Sultan Murad sudah tidak tertarik lagi dengan politik dan lebih tertarik dengan seni dan agama. Saat Mehmed naik tahta, Utsmani diserang oleh kerajaan Hongaria yang dipimpin oleh John Hunyadi dan Hongaria telah melanggar gencatan senjata yang tertuang pada perjanjian Szeged (1444). 

Sultan Mehmed meminta kembali ayahnya untuk naik tahta, tetapi sultan Murad menolaknya Sebagai balasan, Mehmed menulis surat, "Bila Ayah adalah sultan, datanglah dan pimpinlah pasukan Ayah. Bila aku adalah sultan, aku memerintahkan Ayah untuk datang dan memimpin pasukanku." Murad kemudian datang dan memimpin pasukan, mengalahkan pasukan gabungan Hongaria-Polandia dan Wallachia yang dipimpin oleh Wadysaw III, Raja Hongaria dan Polandia; Jnos Hunyadi, komandan pasukan gabungan Kristen; dan Mircea II, Voivode (Adipati/Pangeran) Wallachia dalam Pertempuran Varna (1444). 

Murad kemudian didesak untuk kembali naik takhta oleh andarl Halil Pasya yang tidak senang dengan kuatnya pengaruh Syaikh Syamsuddin pada masa kekuasaan Mehmed. Murad kembali naik takhta dan berkuasa. Sultan Murad pun wafat pada saat Mehmed umur 19 tahun, Mehmet pun naik tahta kembali pada saat itu untuk meneruskan perjuangan ayahnya untuk menaklukan konstantinopel, menjadikan kalimat yang Rasulullah ucapkan benar-benar terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline