Lihat ke Halaman Asli

Salwa Azzahra

Mahasiswa di Universitas Diponegoro

Mahasiswa Universitas Diponegoro Menyulap Kulit Buah Jeruk Nipis Menjadi Spray Anti Nyamuk

Diperbarui: 3 Februari 2021   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi Kandungan Bahan Kimia dan Manfaat Spray Anti - Nyamuk, Dok. pribadi

Serang, (03/02/2021) – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro tahun ini memiliki keberjalanan yang berbeda dan inovatif dari tahun – tahun sebelumnya. Dikarenakan pandemi Covid – 19 yang tidak kunjung usai, kegiatan KKN oleh Universitas Diponegoro dapat dilaksanakan di daerah asal tempat tinggal masing – masing mahasiswa dengan mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid – 19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)”. Kesempatan ini tentu tidak dilewatkan begitu saja oleh mahasiswa. Dengan niat memberikan kebermanfaatan, mahasiswa menggunakan momen ini sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

Tingginya sejumlah kasus DBD pada masyarakat disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti serta kebersihan lingkungan yang kurang terjaga. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), diperkirakan setiap tahun setidaknya terdapat 50 hingga 100 juta kasus yang terinfeksi Demam Berdarah Dengue di seluruh dunia. Selain menjaga kebersihan lingkungan dengan Gerakan 3M Plus, hal yang perlu dilakukan untuk menghindari dari serangan gigitan nyamuk adalah dengan menggunakan spray atau lotion penolak nyamuk (Repellent) pada kegiatan sehari-hari. Namun, pada penggunaan spray anti – nyamuk yang umum beredar di pasaran, mengandung bahan kimia yang dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan penggunanya, sehingga perlu alternatif lain dengan pembuatan spray anti – nyamuk sendiri yang lebih ramah lingkungan.

Demi meminimalisir jumlah peningkatan kasus, mahasiswa Universitas Diponegoro melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata membuat suatu program monodisiplin yang mampu untuk mencegah peningkatan jumlah kasus DBD pada masyarakat sekitar. Kegiatan ini dilangsungkan pada hari Sabtu, 30 Januari 2021 di lingkungan tempat tinggal sekitar. Hal yang dilakukan meliputi sosialisasi terkait penjelasan kandungan bahan kimia berbahaya dalam spray anti – nyamuk pasaran, mengapa kita harus bisa membuat spray anti – nyamuk sendiri dan apa manfaatnya, serta kandungan bahan kimia dalam spray anti – nyamuk buatan sendiri.

Pada spray anti – nyamuk yang beredar di pasaran, umumnya mengandung N,N-diethyl-m-toluamide (DEET) yang dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan penggunanya. DEET mengandung hidrokarbon terhalogenasi yang mempunyai waktu paruh terurai relatif panjang dan bersifat racun. Penggunaan DEET yang berkepanjangan dapat menimbulkan iritasi kulit, kemerahan pada kulit dan gatal – gatal. Efek samping dari penggunaan  insektisida kimia, dapat dikurangi dengan penggunaan insektisida alami yang   berasal dari ekstrak tanaman  untuk  menggantikan DEET seperti menggunakan  bahan  alam. Digunakannya insektisida alami yang berasal dari ekstrak tanaman diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat karena selain bahan lebih mudah diperoleh, zat yang terkandung dalam bahan alam juga mampu melindungi dari serangan nyamuk. Pada pelaksanaan kegiatan ini digunakan spray anti – nyamuk yang berbahan dasar kulit jeruk nipis. Cara pembuatannya pun cukup mudah. Kulit jeruk nipis yang telah dipotong kecil – kecil dan dicuci menggunakan air bersih, di rebus dengan aquadest selama kurang lebih 10 menit. Kemudian masukkan hasil rebusan kulit jeruk nipis ke dalam botol spray lalu tambahkan aquadest menyesuaikan volume botol. Digunakan kulit jeruk nipis sebagai bahan dasar karena dinilai terbukti memiliki potensi sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti. Selain, itu digunakan kulit jeruk nipis sebagai bahan dasar karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi, mudah diperoleh serta ramah lingkungan.

“Kegiatan sosialisasi ini sangat bermanfaat karena kami jadi tahu bagaimana pembuatan spray anti – nyamuk sendiri di rumah, karena bahan – bahannya mudah didapatkan serta memiliki manfaat yang serupa dengan spray anti – nyamuk di pasaran. Pembuatannya juga mudah sehingga bisa dilakukan sendiri,” tutur Miftah, selaku peserta kegiatan sosialisasi kandungan bahan kimia dan manfaat dari spray anti – nyamuk yang dilakukan oleh mahasiswa Undip. Kedepannya, diharapkan melalui kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat karena lebih terbuka wawasannya dengan kandungan bahan kimia dalam spray anti – nyamuk baik buatan sendiri maupun yang beredar di pasaran, serta mampu membuat spray anti – nyamuk sendiri di rumah.

Penulis : Salwa Azzahra Alfitari

DPL : Siwi Gayatri, S. Pt., M. Sc., Ph. D

#KKNTimIPeriode2021 #P2KKNUndip #LPPMUndip #Undip

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline