Lihat ke Halaman Asli

Salwa Adelia Costangen

College students

Korean Wave sebagai Alat Diplomasi Korea Selatan?

Diperbarui: 17 Maret 2020   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.sbs.com.au

Korea Selatan merupakan salah satu negara yang pekonomiannya makmur di kawasan Asia, dengan menduduki peringkat ke 13 sebagai negara dengan perekonomian terkuat di dunia. 

Korea Selatan juga merupakan salah satu negara dalam kawasan Asia Timur yang kebudayaannya masih kental sampai sekarang, meskipun penyebaran kebudayaan barat terjadi sangat pesat. Tidak hanya mepertahankan dan melestarikan kebudayaannya korea selatan juga memperkenalkan budayanya kepada dunia internasional. 

Tersebar luasnya budaya korea di akhir abad ke-21 sangat dipengaruhi oleh media massa dan kemudian budaya populer ini secara menyeluruh mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat dengan ringan namun terjadi secara berulang sehingga mudah diterima oleh berbagai kalangan. 

Penyebaran ini dikenal dengan nama Hallyu atau Korean Wave. Korean Wave sendiri dijadikan sebagai alat diplomasi soft power untuk mempromosikan kebudayaannya oleh Korea Selatan.

"K-pop dikenal karena faktor kelucuannya yang tinggi, koreografi yang cepat dan kedipan yang menggiurkan, senyum dan reaksi tak terduga, serta lirik yang cenderung bahagia atau kesedihan," tulis Patrick Healy di The New York Times pada tahun 2013.

Gelombang Korea atau yang lebih dikenal dengan istilah Korean Wave atau juga biasa disebut dengan Hallyu merupakan istilah yang begitu akrab di telinga masyarakat internasional. Tidak hanya dikalangan remaja, istilah Korean Wave juga merupakan istilah yang begitu akrab dikalangan ibu-ibu serta anak-anak. 

Hallyu merupakan sebuah istilah yang dikeluarkan oleh Korea Selatan untuk mendeskripsikan tentang kebudayaan Korea Selatan yang berhasil di ekspor ke berbagai negara di dunia.  Kategori budaya populer yang paling umum seperti hiburan, olahraga, berita, politik, mode pakaian, teknologi,sektor pariwisata, dan bahasa sehari-hari yang mempengaruhi sikap individu pada topik tertentu. 

Sebagai negara maju, hal ini semakin membuktikan betapa eksisnya Korea Selatan di berbagai kalangan dalam masyarakat internasional, juga sekaligus memperlihatkan kepada masyarakat internasional serta negara-negara di dunia bahwa diplomasi publik yang digunakan Korea Selatan untuk mencapai kepentingan nasionalnya telah berhasil. 

Terbukti dengan meningkatnya wisatawan mancanegara ke Korea Selatan meningkat dari 647.000 orang menjadi 968.000 orang pada tahun 2004 dikarenakan bayak tempat pariwisata yang dijadikan latar pengambilan gambar dalam film atau pun drama di Korea Selatan.

The Korean Wave is phenomenon sweeping through Southeast Asia, China, and Japan. Intensified by the sudden surge in Korea's national image brought on by the 2002 FIFA World Cup, the Korean Wave started with the raising popularity of Korean pop stars overseas. Most recently it extended to boom in Korea - made TV dramas and movies and others" (Dynamic Korea National Tourism Organization, 2000:17)

Di Indonesia, fenomena Korean Wave melalui K-POP dapat dengan mudah kita jumpai dikalangan remaja dimana hampir ratusan remaja di setiap kota berkumpul membentuk komunitas yang di dalamnya merupakan tempat mereka untuk saling bertukar informasi mengenai kebudayaan Korea Selatan seperti dance cover k-pop, hingga mereka mengadakan acara-acara atau festival yang berbau k-pop. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline