Sejak awal berdiri, KH. Ahmad Dahlan sudah mempraktikkan nilai kehidupan yang luhur bahwa "hidup itu memberi" dibangun di atas landasan teologi sosial surah Al-Maun. Dahlan membelajarkan kepada santri santrinya bahwa berislam itu tidak hanya sekedar paham dan mengerti tentang Islam tetapi yang penting adalah sampai pada kemampuan "memberi" untuk membangun praktik hidup yang islami. Bahwa bukti dari sikap beragama yang lurus dan benar itu adalah diindikasikan oleh kepedulian terhadap sesama terutama yang tertindas dan terpinggirkan.
Oleh karena itu, hendaknya kita berupaya untuk menolong sesama Muslim agar kita diberi kebaikan di dunia maupun di akhirat kelak. Kaum dhuafa disebut oleh Nabi Muhammad SAW sebagai orang orang yang sangat dekat dengan Nabi kelak di akhirat. Hidup mereka lebih berharga dan terhormat daripada mereka yang memakan uang rakyat. Doa orang orang mustadl'afin (orang yang terlemahkan) akan cepat di kabulkan oleh Allah SWT. Bahkan Nabi Muhammad SAW, bersabda bahwa kelak Nabi akan bersama kaum dhuafa di akhirat. Maka sudah selayaknya sebagai umat Muhammad SAW untuk membela kepentingan para dhuafa, berjuang memperoleh hak hidup yang layak, hak hidup yang adil dalam memperoleh makanan dan minuman serta lapangan pekerjaan. Kami Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi yang beranggotakan Salwa Aliyah Priadi dan Jessica Liandani Putri mengadakan kegiatan pemberdayaan keluarga dhuafa.
Keluarga dhuafa yang kami pilih adalah keluarga Pak Teguh Syarifuddin. Pak Teguh yang berusia 34 tahun ialah pekerja serabutan yaitu pekerja yang melakukan pekerjaan apapun pasti diambil, biasanya beliau membersihkan pekarangan rumah tetangganya dengan upah 50-100 ribu. Mereka tinggal di kontrakan kecil yang bertempat di Jalan Rusin 4 RT 03 RW 01 No 85, Pondok Aren, Poncol, Jakarta.
Dengan pendapatan tidak menentu, yang biasanya sebulan hanya mendapat 700-800 ribu. Pak Teguh juga harus membayar uang sewa kontrakan per bulan sebesar 600 ribu, biaya pendidikan anak pertamanya yang berumur 10 tahun (SD), dan anak keduanya yang berusia 5 tahun, serta mencicil hutang pada para tetangganya yang biasanya beliau pinjam untuk membayar biaya pendidikan anak nya dan untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya. Bisa dilihat bahwa penghasilan Pak Teguh sebulan bisa dibilang sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Pak Teguh mempunyai istri yang bernama Yuli (31 tahun) sebagai Ibu Rumah Tangga, setelah kami tanyakan tentang keinginan usaha yang belum terwujud adalah Ibu Yuli ingin membuka usaha kecil kecilan di rumahnya untuk membantu suaminya mendapatkan penghasilan dari sektor lain. Tetapi keinginan itu belum bisa terwujud, dikarenakan di rumah Pak Teguh belum ada perkakas yang memadai.
Dalam kegiatan pemberdayaan kaum dhuafa ini, teknik pertama yang dilakukan ialah pembuatan proposal, pamflet poster dan video untuk di sebar di berbagai jejaring sosial yang kami miliki. Setiap beberapa hari kami tidak lupa untuk membagikannya ke Group Chat keluarga dan teman, semangat kami tidak pernah hilang untuk membantu perekonomian keluarga Pak Teguh. Selama kurang lebih 1 bulan kami melakukan fundraising, dan Alhamdulillah fundraising yang dijalankan berjalan lancar meskipun ada beberapa hambatan.
Dan akhirnya selama kurang lebih 1 bulan kami melakukan program fundraising, dana yang berhasil kami dapatkan untuk membantu perekonomian keluarga Pak Teguh sebesar Rp. 2.028.000,-. kami sangat bersyukur dan lega karena berkat donasi dari para donatur inilah yang akan membantu perekonomian keluarga Pak Teguh Syarifuddin. Dana yang sudah terkumpul itu tidak langsung kami berikan kepada Pak Teguh, melainkan kami yang membelanjakan langsung seluruh kebutuhan mulai dari peralatan dan bahan yang Pak Teguh butuhkan untuk membuka usaha es kecilnya itu.
Karena kebutuhan keluarga Pak Teguh yang sudah lengkap. Pada hari Sabtu tepatnya tanggal 10 Desember 2022, kami memutuskan untuk pergi ke rumah Pak Teguh untuk memberikan barang dan bahan bahan yang dibutuhkan untuk usaha es nya. Adapun barang dan bahan bahan yang kami berikan yaitu kulkas 1 pintu, blender, tas sekolah, sembako seperti beras, gula, minyak, susu kental manis, kopi, Indomie, kemudian bahan bahan untuk usaha es nya seperti plastik dan sedotan. Kemudian, Pada hari Senin tepatnya pada tanggal 12 Desember 2022. Pak Teguh dan istrinya Ibu Yuli sudah mulai membuka usaha es di depan rumahnya sesuai dengan permintaan mereka di waktu awal wawancara. Kami pun kembali pergi ke rumah Pak Teguh untuk melihat dan memastikan usaha Pak Teguh dan istrinya berjalan dengan lancar. Melihat mereka yang membuka usaha bersama untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya dengan semangat membuat kami terharu dan bahagia saat itu. Ibu Yuli juga berkata bahwa dengan adanya kegiatan ini mereka sangat terbantu serta beliau berharap usahanya dapat berjalan lancar sesuai yang diharapkan. Karena di daerah sekitar kontrakannya terdapat banyak anak anak kecil, usaha es mereka berjalan dengan lancar dan tetangga pun mulai tahu bahwa mereka membuka usaha baru.
Setelah selesai kegiatan hari ini, kami pun pamit pulang. Tak lupa Bapak Teguh dan Ibu Yuli juga mengucapkan terimakasih untuk Bapak Rifma Ghulam Dzaljad, S.Ag., M. Si. selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Kemuhammadiyahan yang sudah menyelenggarakan kegiatan ini, terimakasih juga beliau ucapkan kepada para donatur yang sudah membantu mewujudkan keinginan mereka yakni membuka usaha es kecil kecilan, beliau juga mengucapkan terimakasih kepada kami karena sudah membantu perekonomian keluarganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H