Lihat ke Halaman Asli

Resensi Novel Pulang Karya Leila S. Chudori

Diperbarui: 28 Juni 2022   02:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

idntimes.com

Judul Buku/ Novel  : Pulang

Penulis                        : Leila S. Chudori

Penerbit                      : Kepustakaan Populer Gramedia ( KPG )

Tahun Terbit            : 2012

Jumlah Halaman    : 461 Halaman

Buku ini berisi tentang bagaimana keadaan wartawan Indonesia pada tiga tahun pelaksanaan misi untuk membumi hanguskan PKI dan untuk orang-orang yang hanya tertempel bau PKI. 

Menceritakan tentang Dimas Suryo, Nugroho, Tjai, dan Risjaf yang pada saat itu adalah mantan wartawan di kantor berita Nusantara dan pada masa itu adalah sesuatu yang mempengaruhi sentimenil politik bahkan wartawan adalah salah satu kata yang dilarang. Yang pada masa itu mereka adalah buronan.  

Namun pada April 1986 mereka mendapat kabar bahwa salah satu teman mereka yaitu Hananto Prawira ditangkap dan dinyatakan tewas. Dimas yang pada saat itu berada di Prancis dan  bersama puluhan wartawan dan seniman lain tidak isa kembali ke Jakarta karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia. 

Sadar bahwa situasi politik di Indonesia pasca 30 September 1965 yang sedang tidak berpihak tetapi sangat berbahaya bagi siapapun yang dengan mudah dikait-kaitkan dengan PKI, maka Dimas Suryo dan Nugroho serta Risjaf tidak berani untuk pulang. Mereka pun pergi ke Peing,bertemu dengan orang-orang Indonesia yang juga mengalami nasib sama. 

Dari Peking lalu ke Eropa dan bertemu di Paris. SEjka itulah mereka menyandang status sebagai eksil politik Indonesia, setelah beberapa tahun menetap mereka memperoleh status sebaai warga negara Prancis.Untuk bertahan hidup setelah menjalani sejumlah pekerjaan serabutan, mereka mendirikan restoran masakan Indonesia yang mereka namai "Restoran Tanah Air".

Hananto Prawira merupakan seorang jurnalis yang 'sangat kiri' atau pengikut PKI. karena itulah kantor berita dianggap sebagai 'sarang pengikut/simpatisan PKI', meskipun tidak semua wartawan/karyawannya pengikut PKI, bahkan ada ang haluan poliyiknya berseberangan dengan pimpinan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline