Lihat ke Halaman Asli

Cerita Sebuah Botol

Diperbarui: 16 Januari 2025   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpribadi.16 Januari 2025

Cerita Sebuah Botol Minum
Karya; Salwa Amalia Kaysan

Pagi buta, langkah Tuanku gegas membelah dingin. Menghempaskan rasa malas. Berlari mengejar mimpi yang masih enggan tersenyum.

Tangan kecil Tuanku mengepal. Giginya beradu keras, seakan ingin bercerita.
Sedangkan aku diam hangat, dipeluk buku, dan diselimuti tas gratisan, dari belas kasihan orang.

Cukup hangat dan wangi di sini. Aku meringkuk memandangi buku-buku, yang ribut di sepanjang jalan.

"Berhentilah bergunjing!" gumamku malas.

"Diam saja kau!" bentak pena yang terjepit di antara kotak bekal makanan.

"Ya ampun, Tuan kita ini!" keluh sebuah dompet usang, yang berisikan koin-koin yang tak kalah lusuhnya.

Aku kembali diam. Lamunanku berkelana jauh. Terpampang kembali manisnya kenangan bersama Tuanku.

"Ada apa ini?" gumam ku pelan.

Ada rasa dingin menjalari seluruh tas ini. Keramaian sudah tak tersisa. Tiba-tiba resleting tas terbuka, dan Tuanku mengambil dan meneguk beberapa kali. Betapa senang rasanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline