Karya; Salwa Amalia Kaysan
Ada sebuah cerita dari sudut kota Jakarta. Tinggal seorang yatim berusia enam tahun. Dia tinggal dengan kakak dan ibunya, yang menjadi relawan literasi.
Hidup serba kekurangan, anak tersebut, kita panggil saja Mo! Sangat mengerti arti rasa syukur atas setiap anugerah dan berkah dari Tuhan.
"Alhamdulilah, mama selalu ada untuk Mo!" katanya saat mendengar temannya tidak hidup bersama ibunya, karena harus menjadi TKW di Singapura, demi menyambung hidup, pasca suaminya meninggal dunia.
"Alhamdulilah, masih ada makanan untuk Mo, Akak dan Mama makan!" gumamnya saat melihat berita di berita.
Mo selalu mengucap syukur atas apapun. Bocah berusia enam tahun itu, selalu saja bisa menemukan "sesuatu" untuk disyukuri.
Pada suatu ketika, sang ibu bicara ada challenge membacakan nyaring, yang berhadiah buku.
"Ikut Ma, Mo ingin dapet buku itu...!" seru dengan semangat.
Sang ibu mengiyakan saja, karena dia memang suka kegiatan itu. Dia ingin anak-anak nya bisa menyukai kegiatan literasi, lewat kegiatan membaca nyaring.
Dari kesukaan membaca itu, dia yakin anak-anaknya mendapatkan manfaat yang luar biasa.
Manfaat dari kegiatan membaca nyaring adalah, membangun hubungan yang harmonis, antar anggota keluarga, menambah kosa kata pada anak, menanamkan cinta membaca dan manfaat lainnya lagi.
Membaca nyaring harus ada tiga aspek, orang yang membacakan, anak yang mendengarkan dan buku yang dibacakan.