Lihat ke Halaman Asli

Tulisan Refleksi Modul 1.1 Pendidikan Guru Penggerak

Diperbarui: 14 Desember 2023   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salverius Jagom, S.Pd

Catatan: Tulisan ini telah di unggah di LMS

Yang saya ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran adalah pendidikan dan pengajaran harus fokus pada memanusiakan manusia sesuai kodratnya. Para pendidik harus membentuk mereka dengan baik pada segala aspek kehidupan, yakni baik ilmu pengetahuan, budi pekerti dan jasmani. Dari pemikiran ini, maka semua orang yang berinteraksi dengan murid harus menjadi guru. Jika kita semua yang berinteraksi dengan murid menjadi guru, maka segala aspek kehidupan yang kita harapkan ada pada murid akan tercapai.

Relevansi pemikiran Ki Hajar dengan konteks pendidikan saat ini adalah dengan adanya kurikulum merdeka, sehingga para guru melaksanakan merdeka mengajar dan membimbing siswa-siswi untuk memenuhi panggilan mereka sesuai kodratnya. Relevansi pemikiran KHD dengan sekolah tempat saya mengajar adalah tersedianya jadwal setiap akhir pekan untuk siswa-siswi mengembangkan minat dan bakat mereka. Saya melihat dengan adanya jadwal pengembangan diri ini, siswa-siswi diberikan kebebasan atau kemerdekaan untuk memilih sendiri minat dan bakat yang mereka miliki untuk mereka kembangkan. Dengan memilih sendiri minat dan bakat yang hendak mereka kembangkan, maka mereka sadar atas potensi atau kodrat yang mereka punyai.

Hingga hari ini, saya sendiri belum maksimal melaksanakan pemikiran KHD dalam mengembangkan minat dan bakat siswa. Saya lebih memaksakan siswa-siswi mengikuti kehendak saya. Contohnya begini, saya kadang memaksa siswa-siswa yang pandai dalam olahraga untuk menulis puisi atau cerpen hal ini saya lakukan karena minat saya adalah menulis kreatif. Selain itu, sebagai guru fisika saya menuntun siswa-siswi harus memiliki nilai di atas Kriteria Kompetensi Minimum (KKM). Saya tidak melihat siswa-siswi sebagai individu yang memiliki potensi yang berbeda-beda. Suka atau tidak suka, minat atau tidak minat pada mata pelajaran fisika, saya tetap menuntun mereka harus mencapai nilai di atas KKM. Padahal di dalam kelas, ada siswa yang jago main bola voli, bola kaki dan senang bercerita.

Saya secara pribadi belum memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas saya sebagai guru. Saya belum merdeka menyusun perangkat pembelajaran. Saya masih menggunakan perangkat pembelajaran yang saya unduh dari internet. Dalam aktivitas belajar di dalam kelas, saya lebih dominan ketimbang siswa-siswi.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline