Lihat ke Halaman Asli

Salva YurivaParamanandani

Mahasiswa Pendidikan Sejarah

KKN Tematik UPI Kelompok 127-E Indramayu Hadang Sampah dengan Trash Barrier di Sungai Desa Karangsong

Diperbarui: 1 September 2022   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN 127-E UPI setelah memasang trash barrier (Dokpri)

Berawal dar hasil pengamatan kelompok 127- E KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengeni sampah laut sangat banyak ditemui di lokasi wisata Pantai Karangsong, Indramayu ini yang kemudian setelah ditelusuri sumber datangnya sampah, aliran sungai di sekitar lautlah yang menjadi sumber sampah kiriman tersebut. 

Banyaknya aliran aliran sungai yang ada di sekitar Desa Karangsong inilah penyebabnya, terlebih lagi sungai - sungai tersebut membawa sampah “kiriman” dari berbagai macam kegiatan rumah tangga hingga industri di sekitar desa Karangsong maupun yang berasal dari perumahan dan permukiman warga diluar wilayah desa Karangsong. 

Aliran sungai yang bermuara ke laut ini dikhawatirkan membawa polusi limbah sampai ke laut uang pada akhirnya meracuni satwa laut bahkan mencemari lingkungan sekitar dengan berbagai macam sampah.

Oleh sebab itu, untuk mencegah sampah yang berasal dari aliran sungai ini terbawa terus sampai ke laut, kelompok 127- E KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) membuat sebuah alat penangkal sampah di aliran air sungai sejenis trash barrier yang berfungsi untuk memblokade sampah di aliran sungai, biasanya dipasang di muara sungai untuk menangkap sampah sungai agar tidak bocor ke laut. Ini adalah salah satu teknologi yang membantu pengelolaan sampah sungai. 

Ide ini muncul ketika kelompok 127- E KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melakukan survei permasalahan yang ada di desa Karangsong khususnya masalah sampah “Salah satu masalah yang ada di Desa ini (Karangsong) ialah masalah sampah yang ikut bermuara ke laut, sehingga pantai yang menjadi tempat wisata juga terpengaruh sampah” ujar Kepala Desa Karangsong, Bapak Kadbarih, Senin (11/7/2022).

bahan trash barrier tradisional menggunakan galon bekas dan jaring nelayan bekas (Dokpri)

Sesuai dengan tema yang diangkat oleh KKN kelompok ini yaitu tema “Desa Peduli Lingkungan Laut”. Kelompok 127- E KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pun memulai pembuatan program ini namun dengan tetap memanfaatkan limbah sekitar yaitu dengan menggunakan galon bekas dan jaring nelayan bekas. 

Kedua bahan ini digunakan juga bukan tanpa alasan, melainkan merupakan pemanfaatan limbah yang paling banyak ditemukan, seperti penggunaan galon sekali pakai yang banyak ditemukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan jaring nelayan yang sudah tak terpakai, karena penggunaan jaring menurut nelayan sekitar itu ada batas waktunya atau batas kadaluwarsa nya, kekuatan jaring untuk menangkap ikan di laut akan melemah seiring bertambahnya usia jaring. 

Meskipun demikian, jaring ini masih bisa di manfaatkan oleh Kelompok 127- E KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) untuk membuat trash barrier.

Untuk konsep trash barrier ini sendiri kelompok 127- E KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengaku terinspirasi oleh salah satu organisasi peduli lingkungan yang beraktivitas di Bali, yaitu Sungai Watch. Yang dimana organisasi ini juga sering menggalakkan aksinya dalam “menghadang” sampah di pulau dewata. “Kelompok kami setelah melihat permasalahan yang ada di sini (Desa Karangsong), langsung teringat oleh video video di akun Tiktok Sungai Watch, dan jadilah kami mempraktekkannya langsung di Desa Karangsong ini” ujar anggota kelompok 12-E, Salva, Sabtu (30/7/2022). Teknologi ini terbilang cukup baru, terutama di Indonesia. Penggunaannya pun masih belum merata tersebar di seluruh sungai di Indonesia. Wajar saja, Indonesia punya setidaknya 5.590 aliran sungai utama. Di Indonesia, konsep teknologi ini ada yang dibuat dari bahan tradisional maupun teknologi khusus.

pemasangan di lokasi sungai Desa Karangsong (Dokpri)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline