Lihat ke Halaman Asli

SALTAVIA NUA PAMORENDA

Undergraduate Public Health Student at Airlangga University

Mengatasi Demam Berdarah Dengue dengan Edukasi Masyarakat

Diperbarui: 16 September 2024   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

SALTAVIA NUA PAMORENDA/191241078 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA

Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini termasuk penyakit yang sampai saat ini masih terus mengancam kesehatan di Indonesia. Seseorang lebih berisiko terkena demam berdarah dengue saat tinggal di daerah tropis dan subtropis. Selain faktor tempat tinggal, seseorang yang sebelumnya pernah terkena DBD memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini lagi dengan kondisi yang lebih parah.

Gejala penyakit DBD, yaitu demam tinggi yang terjadi tiba-tiba. Demam ini dapat terjadi selama 2-7 hari. Tubuh akan terasa dingin saat penderita berada pada fase kritis. Pada saat fase ini terjadi, penderita dan orang di sekitarnya perlu untuk terus mengawasi perkembangan keadaannya karena dapat terjadi syok yang bisa mengancam keselamatan jiwa.

Dalam diagnosis DBD dilakukan pengecekan suhu tubuh dan pengecekan darah. Untuk pengobatannya beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu konsumsi cairan yang cukup agar tidak dehidrasi, istirahat total dan untuk menurunkan suhu badan dapat dilakukan dengan kompres tubuh, serta mengonsumsi obat penurunan demam dan antimual.

Bentuk pencegahan DBD, yang pertama rutin menguras penampungan air dan menutup penampungan air, kedua menjaga rumah tetap bersih, ketiga memakai lotion anti nyamuk dan menggunakan semprotan nyamuk, yang terakhir memakai pakaian yang tertutup agar menurunkan risiko terkena gigitan nyamuk. Selain hal- hal yang dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari, juga ada vaksin dengue untuk anak usia 9-16 tahun.

Sikap masyarakat sangat memiliki pengaruh dalam tingginya tingkat penyebaran DBD. Di sinilah peran dari tenaga kesehatan masyarakat sangat diperlukan. Tenaga kesehatan masyarakat yang memiliki aspek promotif dan preventif berperan dalam mengedukasi masyarakat terkait DBD mulai dari gejala sampai pengobatannya. Tenaga kesehatan masyarakat juga mengajak masyarakat menerapkan bentuk pencegahan-pencegahan yang bisa dilakukan dengan edukasi masyarakat.

Edukasi masyarakat adalah hal yang utama dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkait masalah-masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Dengan adanya edukasi masyarakat, seseorang bisa mengetahui cara menyelesaikan masalah dalam hidup, meningkatkan kualitas hidup, dan memiliki kontribusi yang baik untuk masyarakat dan juga lingkungan di sekitarnya.

Selain peran dari tenaga kesehatan masyarakat, peran masyarakat itu sendiri juga penting. Individu yang mulai memahami akan DBD dapat berbagi informasi serta mengajak individu lain. Masyarakat lebih mudah terpengaruh dengan orang luar yang lebih paham akan isu yang terjadi sehingga mengubah sikap mereka.

Edukasi yang dapat diberikan kepada masyarakat adalah program 3M plus, menguras, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang bekas, serta menaburkan larvasida pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan jentik, mengganti air dalam pot bunga, dan masih banyak hal lain. Tenaga kesehatan masyarakat juga turun langsung untuk memantau hal apa yang telah diterapkan oleh masing-masing rumah tangga dan individu. Misalnya, kegiatan yang dilakukan adalah pengecekan jentik nyamuk di setiap rumah.

Tingkat penyebaran DBD di Indonesia tertinggi se-Asia Tenggara. Dalam hal ini, diperlukannya edukasi masyarakat terkait penyakit demam berdarah. Masyarakat Indonesia perlu mengetahui beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyebaran demam berdarah dengue. Selain pencegahannya, perlu diketahui juga gejala DBD agar pengobatannya dapat dilakukan lebih awal. Tenaga kesehatan masyarakat akan terus membantu mengedukasi masyarakat agar tingkat kesehatan di Indonesia terus mengalami peningkatan.

KATA KUNCI : Berdarah, Demam, Edukasi, Masyarakat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline