Lihat ke Halaman Asli

Salsa Ramadhani

Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kecemasan dalam Komunikasi Retorika

Diperbarui: 14 Mei 2024   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri


Oleh: Syamsul Yakin dan Salsa Ramadhani
Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kecemasan (anxiety) adalah suatu gangguan mental. Tapi ketakutan adalah bagian dari kehidupan. Oleh karena itu, kecemasan merupakan suatu kondisi yang unik pada manusia, seperti gugup, gelisah, gelisah, takut, dan mudah tersinggung, serta bersifat subjektif.

Demam retorika adalah demam panggung (stage fright). Dalam konteks ini, ketakutan mengacu pada ketakutan berbicara. Terutama berbicara di depan umum. Artinya, ketakutan retoris adalah hal yang wajar secara psikologis. Hal ini wajar terjadi pada orang yang belum siap berbicara di depan umum.

Ada banyak penyebab kecemasan yang berbeda. Pertama-tama, kurangnya latihan. Latihan menciptakan kebiasaan. Mungkin karena itu normal. Kedua, kurangnya pengetahuan membuat tidak mungkin membentuk kata atau menjawab pertanyaan dari penonton. Yang ketiga adalah kurangnya pengalaman. Tentu saja hal ini tergantung pada waktu penerbangan.

Dari ketiga penyebab tersebut, ada yang bersifat internal (akibat kurangnya pelatihan dan pengetahuan), ada pula yang bersifat eksternal (akibat kurangnya kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi). Keduanya bisa diatasi.

Jika diamati lebih dekat, ketakutan dalam retorika tampaknya sebagian besar disebabkan oleh faktor psikologis, seperti takut terlihat bodoh, kekhawatiran yang tidak beralasan, dan pemikiran tentang pengalaman buruk yang terjadi selama retorika. Hal ini disebut dengan trait anxiety atau kecemasan kepribadian individu.

Namun tidak jarang rasa takut tersebut muncul secara tiba-tiba di atas panggung, seperti kehilangan konsentrasi, gugup, mudah tersinggung, dan ketakutan.
Pemicunya antara lain rasa takut  yang kuat akan kegagalan dan belenggu pikiran negatif. Kecemasan seperti ini disebut kecemasan negara.

Pada titik ini, kita dapat mengatakan bahwa ketakutan tidak lain adalah proses emosional yang diakibatkan oleh tekanan dan perasaan tidak mampu mengatasinya. Ketakutan retoris sering kali ditanggapi dengan dua cara. Lawan atau lawan terlebih dahulu agar Anda bisa mengatasi keadaan tersebut. Kedua: Melarikan diri atau melarikan diri meningkatkan rasa takut.

Ciri-ciri orang yang mengalami kecemasan berbicara antara lain memiliki suara yang parau atau parau, gagap, diam dalam waktu lama, dan akhirnya menyelesaikan ucapannya. Secara fisik, orang yang menderita kecemasan retoris berkeringat dan mengalami fluktuasi mental yang cepat.

Sebenarnya, kecemasan retorika tidak perlu dihilangkan. Karena rasa takut tersebut, penting untuk mempersiapkan lebih banyak, mempelajari materi, dan memahami audiens Anda. Oleh karena itu, cara terbaik untuk meredakan kecemasan retoris adalah melalui persiapan dan latihan.*




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline