Lihat ke Halaman Asli

SalsaHera

Mahasiswa

Informasi Semakin Buas, Banyak Korban Menelan Berita Hoax

Diperbarui: 14 Juli 2023   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

design by canva

Informasi kini tidak hanya kita temukan dalam acara berita dalam televisi, radio, maupun koran. Media sosial mulai menggeser media jaman dulu dengan telepon genggam sebagai wadah yang dapat dibawa kemana-mana. Instagram, twitter, bahkan pesan terusan dari WhatsApp kini menjadi media pembawa informasi. Bukankah berita gempa lebih cepat update pada twitter daripada televisi?

Sering kita alami pula berbagai informasi seperti, kesehatan, religi, kecelakaan, dan masih banyak lagi lebih cepat tersebar melalui pesan terusan yang terjadi dalam aplikasi hijau. Beralih ke aplikasi burung biru, salah satu media sosial yang sangat cepat menyebarluaskan informasi. 

Dengan percepatan mendapatkan informasi itulah kerap kali orang-orang memakan mentah informasi yang belum tentu valid itu. Tidak jarang diantara mereka menyebarluaskan kembali dan menanggapi secara bebas. Sering dijumpai dari generasi sekarang maupun generasi 90an kebawah jarang sekali melakukan cross check untuk membandingkan kembali apakah informasi itu fakta atau hoax. Informasi yang tiap harinya membeludak seolah-olah kita tersuapi sesendok makan namun berkali-kali tanpa henti membuat orang-orang menelannya begitu saja.  Tentu hal ini bisa merugikan banyak pihak, utamanya kepada orang yang belum terpapar informasi tersebut.

Sebagai anak muda penerus bangsa diharapkan memperhatikan betul dengan fenomena memakan informasi mentah ini. Membimbing dengan santun kepada orangtua agar memilah dan menyebarluaskan kembali informasi yang valid. Dengan berketerampilan literasi informasi seseorang dituntut mampu untuk paham bagaimana mereka menggunakan informasi dan menggunakan secara efektif. Dalam masyarakat luas literasi informasi diperlukan betul dalam kehidupan sehari-hari. Dapat mengidentifikasikan informasi dengan cermat sehingga tidak termakan informasi hoax. Lalu bagaimana sikap kita dalam menerima informasi dengan literasi informasi?

pict by pinterest

Literasi informasi ialah sebuah keterampilan dalam mencari, menemukan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi. Yang dapat kita lakukan sebelum menerima informasi itu secara mentah ialah pertama relevansi. Sejauh mana kandungan informasi tersebut dengan topik yang dibahas, dilihat pula kedalaman sumber informasi yang jelas. Yang kedua kredibilitas, jika kita menemukan informasi dalam web perlu kita tahu siapa lembaga yang bertanggung jawab atas informasi tersebut dan penciptanya. 

Jika informasi didapat dalam media sosial, kita perlu cross check antara sumber-sumber informasi yang membahas topik tersebut. Diharapkan tidak terbawa dengan argumen-argumen netizen yang ada. Mengumpulkan beberapa sumber informasi dan membandingkan. Mulai dari sumber pertama yang memberikan informasi, apakah dia berada disekitar tempat kejadian? Apakah ia mempunyai hubungan dengan topik? Apakah bukti yang ia bawa cukup menjadikan informasi ditandai sebagai fakta?

Perlu digaris bawahi menerima informasi perlu dikaji beberapa kali terlebih dahulu, khususnya informasi yang kita dapat di media sosial dengan netizen-netizen yang terkadang menggiring pembaca kesana-kemari. Pesan terusan yang kerap terjadi pula diharapkan mencari kembali topik yang dibahas pada sumber yang lain, biasa disebut dengan istilah chaining. Dengan keterampilan literasi informasi inilah kita dapat mengurangi termakannya informasi yang tidak valid atau tidak fakta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline