Jagan (28/07/2023) -- ASI (Air Susu Ibu) adalah satu-satunya sumber nutrisi yang paling utama bagi bayi, karena kandungan zat gizi di dalam ASI menjadi penunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selain itu, sistem pencernaan bayi yang masih belum berkembang secara optimal menyebabkan bayi tidak dapat mencerna makanan orang dewasa. Menyusui sendiri dimulai saat bayi atau segera setelah lahir secara eksklusif selama 6 bulan, hingga anak berusia 2 tahun atau lebih. Pemberian ASI secara esklusif adalah pemberian ASI kepada bayi tanpa pemberian bahan makanan lainnya kecuali obat-obatan selama 6 bulan.
Pemenuhan gizi pada 6 bulan kehidupan bayi adalah upaya utama dalam membantu menunjang proses tumbuh kembang bayi. Hal ini karena 6 bulan pertama kehidupan bayi adalah masa periode emas anak hingga anak tersebut berusia 2 tahun. Pemenuhan gizi pada periode ini dapat menyebabkan beberapa kelainan atau gangguan pada anak, di antaranya adalah stunting, gizi kurang, dan gizi buruk. Kondisi ini menjadi perhatian bagi orang tua anak, kader posyandu, dan tenaga kesehatan setempat, bahkan pemerintah.
Oleh karena itu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Program Studi Kedokteran Umum Universitas Diponegoro menyusun program kerja monodisiplin yang berjudul "Sosialisasi Manajemen Laktasi dalam Mencegah Gizi Kurang". Kegiatan ini disusun untuk memberikan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi pada bayi berusia kurang dari 6 bulan guna mencegah timbulnya stunting, gizi kurang, dan gizi buruk.
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di posyandu pos 4 di dukuh Rejosari ini dilakukan oleh mahasiswa pada Jumat, 28 Juli 2023, yang dihadiri oleh ibu-ibu setempat yang telah memeriksakan tumbuh kembang anak mereka di posyandu tersebut. Kegiatan ini melibatkan seluruh mahasiswa KKN tim 2 di Desa Jagan, ibu-ibu berserta anak-anak mereka, dan berkoordinasi dengan ibu-ibu kader posnyandu.
Dalam kegiatan sosialisasi ini, ibu-ibu mendapatakan pemahaman mendalam mengenai ASI eksklusif, jenis-jenis ASI dan perbedaan kandungannya, manfaat yang didapatkan bagi bayi dan ibu, serta hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses menyusui, yakni hal pertama adalah terkait posisi ibu dan bayi dalam menyusui yang sesuai dengan kondisi ibu dan bayi; hal kedua adalah perlekatan bayi, di mana proses perlekatan yang baik dan benar membantu bayi dalam mendapatkan ASI secara optimal; dan hal ketiga adalah durasi dalam menyusui yang memperhatikan usia bayi.
Kegiatan sosialisasi manajemen laktasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu-ibu menyusui di Desa Jagan tentang pentingnya memberikan ASI secara eksklusif. Dengan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik, diharapkan tingkat kejadian stunting, gizi kurang, dan gizi buruk pada anak dapat dicegah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H