Perkembangan teknologi pada era digital telah berkembang pesat. AI (Artificial Intelligence) yang telah ramai di perbincangkan oleh dunia dapat menjadi pusat teknologi di ciptakan. AI (Artificial Intelligence) yang dimanfaatkan secara bijak dan dikembangkan terus menerus akan mempermudah berbagai macam kegiatan manusia. Banyak dampak positif yang dirasakan dengan adanya AI yang telah masuk pada kehidupan manusia saat ini.
Ide-ide teknologi berkembang dari mana saja, dari tempat kecil hingga tempat yang besar. Banyak pula perguruan tinggi berbasis teknologi yang berlomba-lomba membuat perangkat canggih yang akan berguna di masa depan dengan baik. Seperti yang telah dikembangkan di universitas dinamika (undika), dua mahasiswa prodi teknik komputer memanfaatkan AI (Artificial Intelligence) dalam pembuatan karya akhir.
Kedua mahasiswa tersebut berhasil membuat program berbasis Deep Learning yang bernama Hand Gesture Detection dan sistem deteksi symbol pada SIBI secara realtime menggunakan Mobilenet-SSD. Dua program tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu memberikan kemudahan penyandang tunarungu dan tunawicara agar dengan mudah bisa menyampaikan pesan kepada orang lain melalui gerak tangan yang ditampilkan dan diterjemahkan dalam aplikasi. Tidak hanya itu, aplikasi ini juga memudahkan orang diluar penyandang tunarungu dan tunawicara dalam memahami cara berkomunikasi kepada penyandang tunarungu dan tunawicara.
Program berbasis Deep Learning yang bernama Hand Gesture Detection targetnya adalah anak-anak usia dini dapat mengetahui jumlah angka secara real time dengan hanya memperlihatkan jari di layar kaca laptop. Program ini dipertukkan bagi anak usia dini ini dibuat agar proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif namun tetap dengan cara yang menyenangkan. Sedangkan, program dengan sistem deteksi symbol pada SIBI secara realtime menggunakan Mobilenet-SSD dapat digunakan secara umum. Namum, program ini masih memiliki Batasan, yaitu dataset yang digunakan masih mencakup 6 simbol SIBI saja seperti aku, kamu, dia, cinta, maaf dan sedih. Tidak hanya itu, penggunaan aplikasi perlu dilakukan penerangan Cahaya yang merata dan perlu menggunakan kamera webcam.
Meskipun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki diantaranya adalah kurangnya fokus yang ditangkap oleh komputer saat latar belakang pengguna ramai obyek sehingga tidak dapat mengidentifikasi gerak bahasa isyarat, percobaannya telah mempunyai rata-rata akuransi testing paling tinggi yaitu 86,6%. Meskipun aplikasi ini bisa dikatakan belum sempurna, diharapkan kedepannya akan akan penyempurnaan aplikasi hingga aplikasi dapat digunakan secara baik oleh masyarakat sekitar.
Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam Mendeteksi Simbol SIBI dapat menjadi awal pembuatan aplikasi yang lumrah digunakan dalam membantu penyandang tunarungu dan tunawicara dalam berkomunikasi dengan orang normal. Yang berarti bahwa pembuatan aplikasi ini telah memanfaatkan teknologi informasi dalam mengembangkan cara berkomunikasi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H