Lihat ke Halaman Asli

Antara Seni, Edukasi, dan Emosi jiwa dalam Java Pop Rapp

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14158010511257214062

Jiwa adalah salah satu peran penting dalam kehidupan yang sangat erat kaitanya dengan perasaan.Melalalui jiwa suatu hal dapat ter-explore dengan alami.Seni yang sangat akrab dengan jiwa dapat menimbulkan passion tersendiri yang mempunyai pengaruh sangat besar.Rap...musik yang digandrungi oleh banyak kalangan remaja ini memang sangat familiar di telinga kompasianers.Bahkan tak hanya kalangan remaja saja,kalangan manula atau anak di bawah umur saja juga boleh menggandrunginya.Apalagi lagu pop rapp yang easy listening dan mengedukasi.Wah....bisa jadi inspirasi ni.

Membicarakan masalah hobi memang tidak akan ada habisnya,apalagi kalau hal ini berhubungan dengan seni.Entah itu seni rupa atau bahkan dunia tarik suara yang sangat identik dengan musik dan inspirasi.Hobi unik ini berkembang sangat pesat bagai pesawat jet saja.Menyinggung tentang musikpun juga memang tidak ada habisnya.Bisa jadi karena musik memang mempunyai passion tersendiri dalam dunianya.Seperti orang bilang musik adalah" the word unsaying" atau musik adalah bahasa yang tak tersampaikan.

Mengenal musik rap rasanya seperti menghafalkan lirik lagu pada lagu lama favorit kita.Rap yang sangat familiar dan di kenal sngat luas membuat penggemarnya tak pernah berkurang.Rap yang pada umumnya mengeksplorasi perasaan marah dan benci,berkembang kian inofatif menjadi beragam pada makna dan lirik.

Java pentatonis salah satunya.Group musik yang mungusung aliran pop rapp ini menjadi salah satu group musik yang di gandrungi pada masanya.Para muda-mudi seantero kota yogyakarta pada khususnya.Jauh berbeda dari pop rap biasa,selain liriknya yang berbahasa jawa, java pentatonis juga membawakan pesan yang edukatif lewat lirik-lirik yang di sampaikan.

Grup yang terdiri dari dua orang ini;Zudi (vocalist) dan Palianchy (gitaris),mengusung aliran pop pada lagu-lagu mereka.Band yang berdiri pada 31 desember 2012 ini sangat familiar di telinga muda-mudi yogyakarta,daerah gunung kidul khususnya.Karena di sanalah band ini lahir dan berkembang.Nada merdu dengan bumbu-bumbu puisi di sela-sela  nada penta ini sukses menjadikan pendengar tembang-tembangnya berayun dalam rangkaian nada-nada indah.

Jiwa seni yang mengalir dalam darah sang vocalist tak jarang menggugah nalurinya sebagai seorang musisi.Bagaimana tidak? inspirasi selalu datang tiba-tiba,bahkan tak jarang ide cemerlang atau inspirasi mendalam muncul ketika sang vocalis tengah menjalani aktivitas utamanya sebagai seorang pengajar."Sebuah nada yang disebut slendro dan pelog yang biasanya di pelajari di pelajaran sastra jawa,yaitu biasanya kita mengenal tangga 7 tangga nada yaitu doremifasolasi atau biasa disebut diatonis, tetapi pada penta atau pelog dan slendro kita hanya mengenal do re mi solla" berikuat papar musisi sekaligus guru bahasa jawa yang akrab di panggil mas Zudi ini.

Sedangkan sejarah rapp sendiri pada mulanya adalah salah satu dari empat elemen budaya Hip-hop.Rap merupakan teknik vokal yang berkata-kata dengan cepat, sementara pelakunya disebut rapper. Biasanya, rap diiringi oleh DJ maupun sebuah band. Akan tetapi rap dapat ditelusuri kembali ke akar Afrika. Berabad-abad sebelum musik Hip-Hop ada, Afrika Barat telah memberikan cerita berirama yang bernama griots, lebih dari drum dan instrumentasi jarang. Koneksi tersebut telah diakui oleh seniman masa kini.Contohnya java pentatonis sendiri.

Latar belakang campuran rapp pada beberapa musik di cetuskan oleh sang rapper Paliancy, yang dulunya bergabung dengan salah satu band indie di jogja yang jadi bagian rapper sejak SMP.Lagu pertama yang dibawakan adalah lagu milik bondan prakoso,dan sang rapper merasa terhibur dan menenangkan hati. Ingin mencipatakan warna baru dalam dunia musik java pentatonis,cowok yang akrab di panggil Anchy ini  mengkolaborasikan lagu jawa dengan rap beraliran indie hip-hop dengan bumb-bumbu puisi yang sukses membuat cewek” melting pada beberapa lagu dengan tajuk cinta.

Berkarya dan bermusik dapat membangkitkan drongan psikologis yang lebih baik.musik positif dapat memupuk pola pikir dan paradigma agar lebih maju,dan meningkatkan bakat yang harus disalurkan,begitulah papar mas Zudi.Tidak ada alasan lagi untuk tidak berkarya dong pastinya.Terus berkarya dan berkarya demi budaya.Begitulah pesan terakhir dari sang rapper untuk kompasianers dan teman-teman musisi khususnya agar terus berkarya tanpa batas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline