Lihat ke Halaman Asli

MUI Kembali Menyelenggarakan Pelatihan Diplomasi Dasar Bagi Kader Ormas Islam

Diperbarui: 28 Oktober 2023   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Pelatihan Diplomasi Dasar bagi para kader ormas Islam anggota MUI. (Doc: MUI)

(Jakarta, 26 Oktober 2023) Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang merupakan payung bagi 63 ormas Islam di Indonesia kembali menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Diplomasi Dasar bagi para kader ormas Islam anggota MUI, pengurus MUI pusat dan daerah, berlangsung di Gedung MUI pusat, Jakarta, pada 26 Oktober 2023.


Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI, Dubes Bunyan Saptomo yang juga Ketua Panitia Pelatihan Diplomasi Dasar Volume ke-2 ini menyampaikan rasa syukurnya bahwa kegiatan ini kembali disambut positif oleh seluruh ormas anggota MUI. Hal ini tercermin dalam jumlah peserta yang mencapai 75 orang, termasuk 20 peserta mewakili MUI daerah.

Disampaikan pula bahwa tujuan penyelenggaraan pelatihan ini adalah untuk memperkuat kapasitas para kader ormas anggota MUI dan para pengurus MUI pusat dan daerah agar mereka dapat lebih memahami tentang kebijakan, strategi dan taktik diplomasi, khususnya diplomasi publik yang membuka ruang sangat besar bagi kalangan publik untuk ikut berkiprah dalam memajukan diplomasi Indonesia.


Kegiatan pelatihan dibuka oleh KH Dr. Marsudi Suhud, Wakil Ketua Umum MUI pusat yang dalam arahan pembukaannya antara lain mengingatkan bahwa MUI menyandang beberapa fungsi, seperti mewakili umat Islam Indonesia dalam mengadakan hubungan dengan sesama umat Islam dari negara lain, dan dengan umat beragama lainnya, memperkuat silaturahim para ulama, zu'ama dan cendikiawan Muslim untuk persaudaraan seluruh umat Islam  (ukhwah Islamiyah) dan memberi fatwa kepada umat Islam dan pemerintah, Dalam melaksanakan fungsi-fungsinya tersebut, MUI mempunyai beberapa oriemtasi, seperti adduwaliyah yakni MUI berorientasi pada perkhidmatan yang menyadari dirinya sebagai anggota masyarakat dunia yang ikut aktif memperjuangkan perdamaian dan tatanan dunia yang sesuai dengan ajaran Islam.

Selain itu juga berorientasi pada ta'awuniyah, yaitu MUI menjadi wadah perkhidmatan yang mendorong semangat tolong menolong untuk kebaikan dan ketaqwaan dalam membela kaum dhu'afa dan semangat ukhwah Islamiyah serta semangat persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah) sebagai anggota masyarakat dunia.

 MUI juga berorientasi tasamuh, dimana MUI juga mengembangkan sikap toleransi dan moderat dalam melaksanakan kegiatanya dengan senantiasa menciptakan keseimbangan diantara berbagai arus pemikiran yang berkembang di tengah masyarakat, sesuai dengan syariat Islam. Ditekankan pula pentingnya orientasi syuriyah, dimana MUI sebagai wadah perkhidmatan juga menekankan perinsip musyawarah dalam mencapai permufakatan melalui pengembangan sikap demokratis, akomodatif dan aspiratif terhadap berbagai aspirasi yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.


Fungsi ini sangat selaras dengan diplomasi yang pada intinya merupakan seni untuk berdialog, untuk berbicara, untuk memberi ruang bagi negosiasi, dialog dan saling bertukar pikiran. Oleh karena itu Pimpinan MUI menyetujui penyelenggaraan kegiatan pelatihan diplomasi ini untuk memperkuat kapasitas para kader ormas Islam anggota MUI dan kalangan generasi muda agar mereka lebih memahami esensi diplomasi yang memajukan musyawarah mufakat untuk mencapai jalan keluar secara damai.


KH Marsudi Suhud menutup arahannya dengan mendorong para peserta untuk meningkatkan kapasitas di bidang diplomasi ini agar siap berkontribusi dalam kegiatan diplomasi people to people seperti yang telah beliau kerjakan selama ini, baik dalam kapasitas individu maupun sebagai pimpinan MUI pusat dan sewaktu menjadi Sekjen PBNU.


Sementara itu, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim dalam sambutan kuncinya antara lain menyampaikan bahwa dewasa ini kegiatan diplomasi publik semakin menonjol, yakni kegiatan diplomasi yang dilaksanakan oleh kalangan publik yang merupakan non-state actor. Beliau juga menyatakan bahwa pelatihan ini juga dimaksudkan untuk lebih mensosialisasikan prinsip diplomasi MUI yakni wasatiyatul Islam atau moderasi Islam yang mengedepankan dialog untuk perdamaian.dan ikut memajukan semangat dialog tersebut.


Ditambahkan bahwa selama ini aktivitas MUI sering bersinggungan dengan isyu- isyu kerukunan antarumat beragama khususnya dalam hal memajukan perdamaian, perlindungan hak azasi manusia (HAM) dan dialog antaragama. MUI juga sering memenuhi undangan seminar atau konperensi internasional di luar negeri, maupun menyelenggarakan kegiatan internasional di Indonesia, serta mengadakan pertemuan dengan kalangan perwakilan diplomatik asing di Jakarta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline