Lihat ke Halaman Asli

Autisme dan Retardasi Mental pada Anak Rawan Terjadi Saat Kehamilan, Waspada

Diperbarui: 15 Desember 2022   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Retardasi mental adalah gangguan yang sangat heterogen secara klinis dan etiologis. Ini dapat dikategorikan menurut tingkat gangguan kognitif berdasarkan nilai tes IQ. ringan (50-69), sedang (40-49), berat (20-39), dan sangat berat (<20) (Beirne-Smith M, Patton J, Ittenbach R, Mental Retardation 4th ed. Maxwell Macmillan International, Sydney , 1994).

Identifikasi keterbelakangan mental berdasarkan IQ saja sebenarnya dapat menyebabkan kesalahan diagnosis. Karena tes ini hanya berbasis alat, ada bias sosial dan budaya. Pada tahun 1992, American Association for Mental Retardation (AAMR) mengubah klasifikasi ini ke arah fungsi yang lebih alami. Dalam definisi ini, keterbelakangan mental adalah keterbatasan substansial dari fungsi yang sudah ada sebelumnya, yaitu ketidakmampuan belajar atau keterampilan hidup sehari-hari. 

Retardasi mental didefinisikan sebagai fungsi intelektual di bawah rata-rata (IQ <70-75) dan keterampilan adaptif yang buruk seperti komunikasi, perawatan diri, kehidupan keluarga, keterampilan sosial, dan keterampilan untuk memanfaatkan sumber daya sosial yang ada, dengan satu atau lebih batasan. , prestasi akademik, pekerjaan, rekreasi, kesehatan dan keselamatan (Luckasson R. 1992)

Menurut Beirne-Smith (1994), retardasi mental adalah gangguan kronis berat yang menyebabkan gangguan fisik dan mental serta membatasi fungsi perawatan diri, belajar, dan komunikasi verbal.

Accardo dan Whitman (1996) mendefinisikan retardasi mental atau disabilitas perkembangan sebagai kondisi ensefalopati statis (cedera otak karena kekurangan O2) atau trauma pada otak yang mengakibatkan kerusakan parah atau keterbatasan fungsi tubuh yang dikendalikan oleh otak. Masa bayi, yaitu sejak lahir sampai usia 12 tahun.

Penyebab keterbelakangan mental itu sendiri sangat kompleks, dengan kelainan biokimia, kelainan genetik pada tingkat kromosom atau genetik, gangguan kejiwaan, dan pengaruh lingkungan yang disebabkan oleh pra-kehamilan, kehamilan, persalinan, atau peristiwa perinatal. Dalam kasus lain, penyebabnya tidak diketahui. .

Pengaruh lingkungan dapat menyebabkan hipoplasia intrauterin pada janin akibat efek obat dan toksik, trauma perinatal, sifilis, toksoplasma, rubella, sitomegalovirus (CMV) dan herpes HIV-AIDS (Connor JM, 1996).

Keterbelakangan mental memang sulit dicegah, namun dokter menyarankan beberapa hal bagi ibu hamil untuk mengurangi risiko anak lahir dengan keterbelakangan mental, menurut artikel Alodokter. Temui dokter untuk memantau perkembangan janin, minum vitamin sesuai kebutuhan, dapatkan vaksinasi untuk menghindari infeksi tertentu, dan lakukan tes genetik untuk wanita yang merencanakan kehamilan.

Artikel tersebut juga menjelaskan bahwa keterbelakangan mental bersifat seumur hidup dan tidak dapat diubah. Meski begitu, ada beberapa perawatan khusus yang memerlukan kolaborasi antara tim dokter, psikolog, orang tua, guru, dan pengasuh.

1. Terapi okupasi. Ajarkan pasien cara melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi, dan berpakaian.

2. Terapi wicara untuk membantu mengembangkan keterampilan komunikasi pasien

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline