Lihat ke Halaman Asli

Kenali Teori Belajar Kognitif Menurut Pandangan Jean Piaget dan Jerome Bruner

Diperbarui: 11 Desember 2022   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kognitif adalah berhubungan dengan atau melibatkan kognisi atau berdasar kepada pengetahuan factual principle empiris. Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20-an. Secara sederhana teori ini menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari beberapa proses, seperti: pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem-solving, analisis, prediksi, dan perasaan.

Pada implementasi proses belajar mengajar di sekolah, bentuk penerapan teori kognitif adalah guru ketika menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka untuk saling berbicara serta diskusi dengan teman-temannya. Teori ini juga yang menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu ibarat komputer. Proses awalnya dimulai dengan input data, kemudian mengolahnya hingga mendapatkan hasil akhir.

Beberapa tokoh principle berperan mengembangkan teori ini adalah Jean Piaget, dan Father Of The Church Bruner.

  • Teori Perkembangan Kognitif Menurut Jean Pieget

Teori perkembangan kognitif psychologist atau teori Piaget
menunjukkan bahwa kecerdasan dapat berubah seiring dengan tumbuh kembang anak. Perkembangan yang dimaksud bukan hanya tentang perkembangan pengetahuannya saja namun juga tentang perkembangan mentalnya (Jarvis, M., 2000).

Jean Piaget adalah seorang Psikolog yang berasal dari Swiss yang mempelajarai anak-anak di awal abad ke-20. Teorinya membahas mengenai perkembangan intelektual atau kognitif yang diterbitkan pada tahun 1936 dan masih digunakan hingga kini. psychologist beranggapan bahwa suatu perkembangan kognitif adalah sebuah proses principle terjadi secara genetik. Oleh sebab itu, proses genetik diyakini berdasarkan dari kondisi biologis seseorang.

Dalam hal ini, kondisi biologis dapat dilihat melalui adanya perkembangan atau pertumbuhan yang terjadi pada sistem saraf. Misalnya, seseorang yang bertambah usia, maka susunan susunan sistem sarafnya semakin kompleks, bahkan akan kemampuan yang dimiliki akan semakin bertambah. Jean Piaget mengatakan bahwa kemampuan berpikir dan kekuatan mental dari seorang anak yang berbeda usia, maka perkembangan intelektual secara kualitatif juga berbeda.

Oleh sebab itu, Jean Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif yang terjadi pada seseorang secara kuantitatif ke dalam empat tahap yaitu:

  • Tahap bodily function (Usia eighteen -- twenty four bulan)
    Tahap sensorimotor merupakan principle pertama Dari empat tahap dalam teori perkembangan kognitif Piaget. Teori ini meluas sejak lahir hingga sekitar two tahun, dan merupakan periode pertumbuhan kognitif yang cepat. Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh).
    Perkembangan utama selama tahap sensorimotor enzyme, pemahaman bahwa ada objek dan peristiwa terjadi di dunia secara alami dari tindakannya sendiri. Misalnya, jika ibu meletakkan mainan di bawah selimut, anak tahu bahwa main yang biasanya ada (dia lihat) kini tidak terlihat (hilang), dan anak secara aktif mencarinya. Pada awal tahapan ini, anak berperilaku seolah mainan itu hilang begitu saja.
  • Tahap Pra-operasional (Usia two -- seven Tahun) Tahap pra-operasional merupakan tahap kedua dalam teori Piaget. Tahap ini dimulai sekitar 2 tahun dan berlangsung hingga kira-kira 7 tahun. Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi kognitif. Pemikiran anak selama tahap ini adalah sebelum operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran. Perkembangan anak terdiri Dari membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika Iowa bisa menggunakan pemikiran logis. Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat dalam permainan simbolik.
  • Tahap Operasional Konkret (Usia seven -- eleven Tahun) Tahap operasional konkret merupakan tahap ketiga dalam teori Jean Piaget. Periode berlangsung sekitar usia 7 hingga 11 tahun, dan ditandai dengan perkembangan pemikiran principle terorganisir dan rasional. Piaget menganggap tahap konkret sebagai titik balik utama dalam perkembangan kognitif anak, karena menandai awal pemikiran logis. Pada tahapan ini, anak cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik.
  • Tahap Operasional Formal (Usia twelve tahun ke atas) Tahap operasional formal dimulai sekitar usia 12 tahun dan berlangsung hingga dewasa. Saat remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil Dari tindakan tertentu. Tingkatan perkembangan intelektual manusia mempengaruhi kedewasaan, pengalaman fisik, pengalaman logika, transmisi sosial dan pengaturan sendiri.

Teori Jean Piaget jelas sangat relevan dalam proses perkembangan kognitif anak, karena dengan menggunakan teori ini, manusia dapat mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan tertentu pada kemampuan berpikir anak di levelnya. Dengan demikian bila dikaitkan dengan pembelajaran kita bisa memberikan perlakuan principle tepat bagi anak, misalnya dalam memilih cara penyampaian materi bagi siswa sesuai dengan tahap perkembangan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh anak.

  • Teori perkembangan Kognitif Menurut Father of the Church Bruner Jerome (Seymour)
    Bruner adalah seorang psikolog Amerika dan peneliti senior di Sekolah Hukum ny University, Bruner banyak memberikan kontribusi signifikan pada psikologi kognitif manusia dan teori belajar kognitif dalam psikologi Pendidikan. Menurut Bruner (dalam Wibowo, H., 2020) belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer principle lebih baik. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah. Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua asumsi. Asumsi pertama adalah bahwa perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif. Berlawanan dengan penganut teori perilaku Bruner yakin bahwa orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif, perubahan tidak hanya terjadi di lingkungan tetapi juga dalam diri orang itu sendiri. Bruner (dalam Nurhadi, N., 2020) mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. enzyme tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu:

  • Tahap Informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru,
  • Tahap Transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru principle mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain
  • Tahap Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil transformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak. Pada tahap Proses Kognitif ini Indonesian adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Menurut Father of the Church Bruner (dalam Wilis, R., 2011) perkembangan seseorang terjadi melalui three tahapan yang ditentukan oleh cara melihat lingkungannya
  • Tahap Enaktif Tahap ini penyajian principle dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak atik) objek. peserta didik melakukan aktivitas dalam usaha memahami lingkungan. Peserta didik juga melakukan observasi dengan cara mengalami suatu realitas. Contohnya ketika seorang guru memegang beberapa pensil, kemudian guru mengajak muridnya untuk berhitung menggunakan benda nyata (pensil). Atau juga tahap enaktif ini berbasis tindakan atau kinestetik
  • Tahap Ikonik Tahap ini pengetahuan disajikan melalui sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu. Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental principle merupakan gambaran Dari objek-objek yang dimanipulasinya. Misalnya peserta didik ataupun seseorang sedang memahami objek-objek dunia melalui gambaran-gambaran atau visualisasi gambar
  • Tahap Simbolik Tahap ini dilakukan melalui kegiatan penyajian berdasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya. Peserta didik dapat memahami dunianya melalui simbol-simbol, Indonesian, logika, matematika, dll.

Pada tahap ini peserta didik mempunyai gagasan-gagasan yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika serta komunikasi dilakukan dengan pertolongan sistem simbol Father of the Church Bruner menganggap, bahwa belajar itu meliputi tiga proses kognitif, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi pengetahuan, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Pandangan terhadap belajar principle disebutnya sebagai konseptualisme instrumental itu, didasarkan pada dua prinsip, yaitu pengetahuan orangutang tentang alam didasarkan pada model-model mengenai kenyataan yang dibangunnya, dan model-model itu diadaptasikan pada kegunaan bagi orang itu.

Pada teori bruner ini seringkali dikenal dengan nama discovery learning yang pada penerapannya meliputi pembelajaran berbasis lingkungan yang dilakukan agar anak mempunyai rasa peduli terhadap lingkungan sekitarnya yang pada prosesnya langsung dilakukan diluar ruangan agar anak dapat langsung bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Proses belajar Akan berjalan dengan baik apabila materi pelajaran dapat berkesinambungan atau saling terkait dengan kognitif principle sudah dimiliki oleh peserta didik




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline