Lihat ke Halaman Asli

Salsabilla

mahasiswa

Belajar pada Masa Anak-anak Usia Awal

Diperbarui: 4 Desember 2023   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belajar Pada Masa Anak-Anak Usia awal

Halo moms !

Tau gasih kalau di usia anak awal itu merupakan masa yang sangat menentukan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pada anak? Karena difase ini orang tua mulai dihadapkan dengan masalah seperti anak mulai tidak mau menurut, keras kepala dan mulai berani membangkang. Oleh karena itu Hurlock menyebut fenomena ini sebagai "Problem Age". Selain itu, pada masa ini adalah usia dimana anak mulai menjelajah dan mengeksplorasi keadaan lingkungan sekitarnya, mereka mulai memiliki rasa ingin tahu yang tinggi atas apa yang ingin mereka ketahui disekitarnya dan mulai menirukan tokoh-tokoh yang mereka sukai sebagai bentuk kekreatifan dalam bermain.

Pada usia ini juga anak-anak senang sekali mencoba hal baru karena mereka akan merasa tertantang sekalipun mereka tidak bisa menyelesaikan tantangannya dengan baik, namun dengan hal ini secara langsung akan memancing motoric anak sehingga meningkatkan kekreatifan dalam diri mereka. Untuk mendukung hal ini dapat berlangsung dengan baik maka dibutuhkan dukungan dan bimbingan dari orang tua dan lingkungan sekitar untuk mengarahkan dan mengendalikan kemampuan mereka.

Menurut Piaget perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan juga sebagai tahap pra oprasional (Preoprasional stage) yang berlangsung dari usia 2-7 tahun. Pada tahap ini anak-anak mulai mampu merepretasikan dunia dengan menggunakan kata-kata bayangan dan gambar. Anak-anak juga mulai mampu membentuk konsep imajinasi yang sesuai dengan penalaran mental yang muncul, disaat yang bersamaan dunia kognitif pada anak mulai didominasi oleh egosentrisme dan keyakinan magis dimana anak perlu divalidasi ego atas dirinya dengan batasan usia sebelum menginjak sekolah dasar. Selain itu, anak-anak juga memiliki pemikiran magis yakni pemikiran yang sesuai dengan apa ynag mereka imajinasikan.

Kognitif sendiri dapat diartikan sebagai kecerdasan, berfikir, dan mengamati. Hal ini merupakan tingkah laku yang mengakibatkan seseorang memperoleh pengetahuan atau apa yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuannya. Kognitif juga merupakan proses yang terjadi secara internal dalam pusat sususan syaraf pada manusia untuk berfikir, menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.

Adapun dalam perkembangan usia anak awal terdapat yang namanya perkembangan Sosioenosional, yakni perubahan yang terjadi dalam hal interaksi atau hubungan dengan orang lain yang berhubungan dengan emosi dan dipengaruhi oleh factor genetic, keluarga dan lingkungan. Menurut Muhibin, perkembangan social merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan social, sedangkan sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku seseorang sesuai dengan norma, nilai atau harapan social. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)  emosi memiliki 2 pengertian yaitu: (1) Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat, (2) emosi adalah keadaan psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan dll yang bersifat subyektif).

Hal umum yang sering terjadi pada perkembangan emosi pada tahap ini adalah perasaan psikologis yang cenderung ingin diperhatikan oleh orang-orang yang berada disekitarnya dalam hal amarah, rasa takut, perasaan cemburu, rasa ingin tahu yang tinggi, iri hati, gembira, sedih, dan rasa kasih sayang. Adapun amarah pada anak sering kali muncul karena dipicu oleh beberapa hal seperti ketidak tercapainya keinginan anak terhadap sesuatu yang diinginkannya, hal ini menyebabkan anak cenderung mengungkapkan rasa marah dengan menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat-lompat, memukul dll. Hal ini bisa juga disebut sebagai Tantrum.

Selain itu, pembiasaan, peniruan dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut pada anak seperti memperlihatkan gambar-gambar seram, menontonkan film horror, mendengarkan suara-suara keras yang menakutkan, dll. Reaksi takut yang muncul awalnya adalah panic, kemudian anak mencoba untuk kabur dengan berlari menghindar atau bersembunyi bahkan sampai menangis. Sama halnya dengan cemburu, anak bisa cemburu ketiak ia merasa bahwa perhatian yang seharusnya dituju untuk dirinya malah beralih pada hal lain.

Perkembangan emosi pada masa periode ini anak mulai memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal-hal disekitarnya lalu mereka akan menanyakan apa saja yang ingin mereka ketahui. Bahkan pada tahap ini anak juga mulai mencoba dan meniru hal-hal baru yang menurutnya menarik.

Pada perkembangan ini juga terdapat macam-macam problematika belajar pada anak seperti Gangguan belajar dalam membaca (Disleksia), gangguan belajar menulis (disgrafia), gangguan belajar menghitung (Diskalkulia). Adapun hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah bisa dengan belajar sambil bercerita, belajar sambil bermain, belajar lewat lagu dan music, belajar dengan menggambar, dan belajar lewat Tanya jawab.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline