Sekam padi termasuk ke dalam jenis limbah biomassa yang dapat dihasilkan dari produksi padi. Di Indonesia, sekam padi masih belum termanfaatkan secara maksimal sehingga sekam padi ini menjadi limbah yang dapat mengganggu lingkungan apabila tidak dimanfaatkan.
Setiap tahunnya, sekam padi yang dihasilkan dapat mencapai sekitar 20% dari berat gabah, yaitu sekitar 10,9 juta ton. Sekam padi memiliki kandungan organic sekitar 75-90% yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Tingginya kandungan organic menyebabkan sekam padi sulit terdekomposisi, sehingga sangat berpotensi digunakan biomassa yang terbarukan, seperti arang aktif.
Arang aktif merupakan salah satu jenis karbon yang memiliki struktur pori -- pori yang lebih besar dan memiliki luas permukaan yang tinggi. Metode pembuatan arang aktif pada sekam padi dapat dilakukan secara fisika atau pun kimia. Aktivasi fisika dapat dilakukan melalui proses karbonisasi pada biomassa sehingga terjadi penguraian dan pelepasan unsur volatile serta membentuk arang biochar dimana struktur pori-pori pada bahan yang dihasilkan semakin terbuka. Pori-pori yang dihasilkan dari arang biochar dapat lebih dioptimalkan melalui proses aktivasi secara kimia. Aktivasi ini dilakukan dengan melibatkan bahan kimia yang akan bereaksi dengan karbon pada arang biochar sehingga dapat menambah, membuka, dan mengembangkan volume pori pada karbon. Bahan kimia yang digunakan dapat berupa, KOH, Ca(OH)2, Na2CO3, atau bahan kimia lainnya.
Arang aktif dapat menjadi salah satu alternatif adsorben, dimana besarnya luas permukaan dari arang aktif dapat menghasilkan daya serapnya terhadap suatu zat menjadi lebih besar. Arang aktif mampu mengadsorpsi dengan baik terhadap logam berat seperti Besi (Fe), Seng (Zn), Kadmium Cd (II), Timbal (Pb), dan Tembaga (Cu). Dalam penerapannya, arang aktif dapat digunakan untuk adsorpsi kandungan-kandungan yang dapat membahayakan lingkungan seperti untuk mengurangi mengadsorpsi COD dari limbah laundry, adsorpsi untuk peningkatan kualitas air, adsorpsi sebagai filter udara untuk menghilangkan polutan, serta dapat sebagai adsorpsi fosfat untuk pengembangan pupuk biochar. Harapannya, dengan pemanfaatan limbah sekam padi ini dapat mengurangi limbah yang tidak termanfaatkan serta menjadi alternatif untuk mengatasi berbagai isu-isu lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H