Lihat ke Halaman Asli

Salah Jurusan: Menyikapi Diri Saat Salah Memilih Jurusan

Diperbarui: 12 Juni 2023   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah jurusan, Apa kata yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata tersebut?

Pasti diantara kalian ada yang pernah merasakan nya bukan?

Berpindah dari masa sekolah menengah ke perguruan tinggi adalah tahap penting dalam kehidupan setiap individu. Pada tahap ini, pemilihan jurusan kuliah menjadi keputusan yang sangat signifikan. Namun, seringkali terjadi kesalahan dalam memilih jurusan saat itu yang dapat berdampak pada pengalaman akademik dan karir seseorang di masa depan. 

Dalam artikel ini, penulis ingin berbagi pengalaman saudara penulis, namanya berinisial AG, yang mengalami kesalahan memilih jurusan saat kuliah dan bagaimana perjalanan dia saat menghadapi situasi tersebut.

Ketika si AG lulus dari sekolah menengah atas. Si AG memutuskan untuk menempuh pendidikan selanjutnya yaitu kuliah. Saat mendaftar dia memilih jurusan hukum sebagai pilihan pertama dan jurusan manajemen bisnis sebagai pilihan kedua. 

Dia membuat pilihan jurusan itu atas saran dari gurunya, padahal dia sebenarnya ingin jurusan manajemen bisnis sebagai pilihan pertama sedangkan jurusan hukum di pilihan kedua. 

Sebenarnya dia bisa membuat pilihan nya sendiri karena pada dasarnya dia yang akan menjalaninya tetapi karena dia memilih aman agar diterima saat mendaftar akhirnya mengikuti saran dari gurunya. 

Guru si AG bilang bahwa jurusan yang diinginkan si AG yaitu manajemen bisnis ini sudah ada temannya yang memilih sebagai pilihan pertamanya dan temannya ini peringkat pararelnya lebih tinggi di atas dia jadi nya guru si AG menyarankan agar si AG memilih jurusan hukum di pilihan pertama sedangkan manajemen bisnis di pilihan kedua. Selain karena ada temannya yang peringkat paralelnya lebih tinggi diatasnya gurunya juga menyarankan berdasarkan nilai rapotnya.

Akhirnya pengumuman tiba dan si AG di terima di pilihan pertamanya yaitu jurusan hukum bukan di jurusan kedua yang diingikannya. Si AG sebenarnya tidak ingin memasukinya tapi berhubung karena dia diterima saat seleksi itu jadinya akhirnya memutuskan untuk memasukinya karena jika tidak dimasukin bisa berdampak pada adik tingkatnya karena sekolahnya akan di blacklist. Yaa... si AG ini masuk melalui jalur SNMPTN.

Si AG pun mencoba menjalani dan beradaptasi dengan jurusan hukum ini. Tetapi seiringnya dengan berjalannya waktu si AG mengalami kesulitan dengan jurusan nya ini. 

Dia juga merasa hilang semangat dan motivasinya untuk kuliah padahal semester 1 sudah terlewati dan akan masuk semester 2. Akhirnya setelah mencoba berdiskusi dengan dosen pembimbing akademiknya dan berdiskusi dengan orangtuanya dia memutuskan untuk untuk mengundurkan diri dari kuliahnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline