Di era serba modern ini, segala aspek seperti berubah mengikuti arus dan gaya hidup. Hal itu berlaku dalam bidang diplomasi. Saat ini aktor yang dapat menjalankan diplomasi tidak hanya pemerintah atau negara. Individu bahkan dapat melakukan praktek diplomasi soft-power, yaitu mampengaruhi orang lain dengan kecerdasan emosional (Joseph S. Nye). Salah satu diplomasi soft-power yang sudah ada di Indonesia, yaitu diplomasi melalui karya sastra.
Laskar Pelangi (Rainbow Troops) adalah bukti nyata keberhasilan diplomasi sastra Indonesia. Meski Novel pertama dari tetralogi 'Laskar Pelangi' ini telah terbit pada 2005 lalu, namun di belahan bumi yang lain masih terus diterjemahkan ke bahasa asing. Dilansir dari detikHOT.com novel karya Andrea Hirata ini telahterbit di 120 negara, dan diterjemahkan lebih dari 40 bahasa asing. Negara-negara tersebut diantaranya Amerika Serikat, Australia, Spanyol, Belanda, Turki, Korea, China, dan masih banyak lagi.
Laskar Pelangi berhasil mendapatkan predikat Internasional Best Seller. Untuk mencapai prestasi tinggi tersebut memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu pencapaian penjualan sebesar 70 di setiap negara yang menerbitkan novel tersebut. Tak dapat dipungkiri jika Laskar pelangi mampu menembus jumlah fantastis tersebut, jika penjualannya di online shop (amazon.com) saja sudah tegolong tinggi. Tak hanya penulis yang harum namanya, tanah air juga turut dibanggakan di kancah Internasional.
Novel ini menceritakan perjuangan anak-anak Belitung yang dinamai 'Laskar Pelangi'. Mereka adalah murid-murid Sekolah Dasar yang berjuang menuntut ilmu meski terjerat dalam kemiskinan. Namun Laskar Pelangi punya mimpi dan semangat yang tinggi, sehingga segala halangan untuk belajar mereka tebas dengan perjuangan dan pengorbanan. Unsur-unsur lain juga termuat dalam novel ini, seperti keluarga, kasih saying, dan toleransi antar etnis dan pemeluk agama yang berbeda. Nilai-nilai yang kental akan budaya dan adat Belitung telah berhasil Andrea Hirata kenalkan tak hanya untuk Indonesia, namun juga dunia.
Andrea Hirata berharap penulis-penulis muda Indonesia mampu keneruskan jejaknya dan mencapai prestasi Interasional. Hal yang perlu diperhatikan dalam diplomasi lewat sastra, menurut Andrea Hirata yaitu kita perlu mengetahui keadaan dan perkembangan sastra di ranah internasional. Hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk men-support diplomasi melalui sastra yaitu dengan giat mengadakan dan mempromosikan acara-acara seperti reading session, literature day, atau launching buku. Karena dengan dukungan pemerintah tentu diplomasi sastra mampu mencapai keberhasilan yang lebih baik.
Sumber. www.antaranews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H