Lihat ke Halaman Asli

Salsabila Rafy

Universitas Airlangga

Pentingnya Etika dalam Menggunakan Sosial Media

Diperbarui: 12 Juni 2022   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungai Aare, Bern, Swiss (Sumber Gambar: Forbes)

Pada hari Jumat (27/05/22) rakyat Indonesia dikejutkan dengan berita hilangnya Emmeril Kahn Mumtadz, putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Diketahui bahwa Eril hilang pada Kamis (26/05/22) dikarenakan terseret arus saat sedang berenang di Sungai Aare, Bern, Swiss.

Mendengar hal tersebut, netizen Indonesia beramai-ramai menunjukkan simpati kepada keluarga Ridwan Kamil atas musibah yang telah dialaminya. Banyak dari mereka yang mengirimkan doa berharap agar Eril baik-baik saja dan cepat ditemukan.

Namun, banyak juga dari netizen Indonesia yang langsung memberikan komentar negatif di kolom review atau ulasan Sungai Aare di Google Maps. Bahkan, fenomena ini sampai masuk pemberitaan media lokal Swiss, yaitu 20 minuten. Berikut beberapa ulasan negatif dari netizen Indonesia yang dapat saya temukan:

"Walau sungainya bersih sepertinya berenang disini tidak aman," ujar salah satu netizen.

"Ga asik sungai nya suka makan tumbal, dah gitu ga ada ikan sapu2 sama mujaer ga seru," ujar netizen lain.

Ada pula netizen yang menulis "Sungai angker banget pasti bekas pembuangan tentara zaman perang dunia 2 dulu,"

"Inilah tempat wisata yang tidak aman," ujar netizen lain.

Menurut saya, fenomena tersebut terjadi karena kurangnya edukasi kepada netizen Indonesia tentang bagaimana tata cara menggunakan sosial media yang baik dan benar. Mereka tidak dapat menggunakan sosial media dengan bijak dan cenderung lebih berani di sosial media. Hal ini mungkin dikarenakan mereka merasa aman berlindung dibalik akunnya sehingga merasa bebas menyampaikan apa yang ada dipikirannya tanpa berpikir konsekuensi dan dampak kedepannya. Oleh karena itu, mereka dengan mudahnya meninggalkan komentar negatif serta cenderung lebih mengedepankan perasaan daripada logika.

Fenomena ini tentunya dapat dihindari dengan cara mengedukasi orang-orang sebelum mereka menggunakan sosial media. Edukasi nya bisa seperti bagaimana cara menggunakan sosial media dengan baik dan benar, etika dalam bersosial media, serta menjelaskan apa saja konsekuensi atau dampak yang akan mereka terima jika menyalahgunakan sosial media.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline