Lihat ke Halaman Asli

Salsabila Mumtazah

Mahasiswa Psikologi Universiras Brawijaya

Sebelum Kamu Marah, Ketahui Dahulu tentang Mindfulness

Diperbarui: 3 Desember 2022   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Anyone can become angry —that is easy. But to be angry with the right person, to the right degree, at the right time, for the right purpose, and in the right way —this is not easy. "

- ARISTOTLE, The Nicomachean Ethics.

Salah satu hal paling menyebalkan di dunia ini adalah ketika kamu harus mengantre lama untuk menggunakan lift, tiba-tiba datang segerombolan orang yang menyerobot antrean. Saat saya menghadapi situasi tersebut, rasanya saya ingin teriak dengan lantang kepada orang-orang "Bisa antre?!", sambil mengepalkan tangan saya dan mengarahkan kepada orang tersebut. Tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah, apakah saya akan merasa lega setelah berteriak atau saya malah menyesal?

Ketidakmampuan untuk mengontrol perilaku orang lain, seringkali membuat saya marah. Segerombol orang yang menyerobot antrean itu tampak "clueless" terhadap etika mengantre. Mereka tidak sadar dengan apa yang terjadi pada sekitar mereka. Lebih parahnya lagi, mereka tidak sadar bahwa ada penyandang disabilitas yang harus kita dahulukan.

Melihat kekacauan tersebut membuat jantung saya berdebar sangat kencang. Nafas saya terasa sangat berat dan cepat. Tangan saya mengepal dibaluti keringat dingin, rasanya saya ingin melakukan tindakan yang agresif. Leher dan muka saya terasa panas. Saya menyadari bahwa saya akan marah. Lantas, apakah saya bisa memilih untuk tidak marah?

Tentu saja kita tidak akan serta-merta bisa secara bebas memilih untuk tidak marah. Marah adalah salah satu jenis emosi dan emosi kita tidak bisa dikontrol. Tetapi, emosi dapat diregulasi. Regulasi emosi dapat dipahami sebagai proses intervensi secara sadar maupun tidak sadar terhadap pengalaman emosional yang memungkinkan perubahan pengalaman dan ekspresi afek dari respons natural menjadi respons lain yang lebih efektif.

Terdapat banyak jenis regulasi emosi. Misalnya menekan perasaan, yaitu modulasi respon kognitif, fisiologis, atau perilaku terhadap suatu stimulus afektif. Salah satu metode regulasi emosi yang sehat yang pernah saya coba adalah mindfulness. Mindfulness berbeda dari regulasi emosi lainnya, mindfulness adalah sebuah regulasi emosi yang diiringi oleh atensi yang diberikan individu terhadap pengalamannya disertai penerimaan (acceptance) terhadap pengalaman tersebut.

Berikut langkah-langkah menerapkan menerapkan mindfulness ketika marah:

1. kenali tanda-tanda fisiologis dari tubuh kita bahwa sebentar lagi "saya akan marah"

Rasakan sensasi tubuh anda mulai dari perut, dada, wajah, dan lain-lain. Perhatikan detak jantung, nafasmu, dan apakah kamu mengepalkan tanganmu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline